Bantul, Koran Jogja – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul memastikan melakukan pengetatan pada jalur masuk ternak untuk mengantisipasi penyebaran anthrax dari Gunungkidul. Tiga kecamatan menjadi pintu masuk ternak ke Bantul.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Bantul, Joko Waluyo menjelaskan tiga kecamatan yang diminta memperkuat arus lalu lintas ternak yang didatangkan dari Gunungkidul dan Wonogiri adalah Piyungan, Pleret dan Imogiri.
“Pemeriksaan surat-surat yang menyertai hewan ternak dari kedua daerah itu akan kami periksa ketat. Setiap hari pasaran ada 600 ekor sapi dan kambing dalam jumlah yang sama diperdagangkan di Bantul,” ucapnya saat ditemui Rabu (2/2/2022).
Tidak hanya itu, kepada petugas kesehatan yang mendampingi peternak untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak. Jangan sampai kecolongan kasus anthrax.
“Kita harus gerak cepat, karena jika sampai masuk Bantul maka akan berdampak pada usaha kuliner berbahan daging yang banyak tersebar. Kita tidak ingin membahayakan konsumen,” lanjutnya.
Sebelumnya dipimpin Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kusumandari, petugas dari DKPP Bantul melakukan pantuan daging ke pasar Bantul. Mereka mendatangi los penjual daging, ayam, dan olahan daging.
Para petugas melakukan pengecekan apakah daging yang dijual sudah memenuhi kriteria ASUH. Aman, Sehat, Utuh dan Halal.
“Ini pemantauan rutin yang kita lakukan ke seluruh pasar di Bantul. Di sini kami tidak menemukan adanya daging tidak layak yang diperdagangkan. Namun daging yang terlihat pucat kami ambil sampelnya untuk diuji lab kan,” katanya.
Dari para pedagang ini, Kusumadari menyatakan pihaknya juga menemukan beberapa daging yang kadar PH nya melebihi standar. Sesuai aturan daging yang layak jual memiliki PH antara 4,5-5,5. Di sini ditemukan daging dengan PH 6,2.
“Biasanya ini adalah daging yang sebelumnya disimpan di freezer. Secara fisik memang terlihat pucat tapi belum berbau. Beberapa kita bawa untuk diuji lab kan, jika nanti ada yang kami temukan tidak layak. Kami akan beri peringatan dan himbauan ke pedagang,” lanjutnya.
Terkait dengan kemungkinan adanya penjualan produk olahan daging dari ayam mati kemarin (Tiren). Kusumadari mengatakan selama ini pihaknya belum pernah menemukan produk itu diperjual belikan di pasar Bantul.
“Pengawasan ketat ke berbagai penggilingan daging juga kami lakukan. Usaha itu dilakukan sembunyi-sembunyi dan beredar di pasar Kota Yogyakarta,” lanjutnya. (Set)