Koran Jogja – Kasus kematian ternak di Daerah Istimewa Yogyakarta terhitung sejak munculnya antraks pada 2 Februari 2024 hingga 7 Maret 2024 sebanyak 2 ekor sapi dan 10 ekor kambing.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY R. Hery Sulistio Hermawan mengatakan, kematian ternak akibat antraks pertama kali muncul pada 2 Februari 2024.
Tetapi kejadian matinya ternak akibat antraks tersebut belum dilaporkan. Kematiannya pun terus terjadi dan membuat warga resah.
Selanjutnya pada 7 Maret 2024 Kelapa Dukuh Kalinongko Kidul melaporkan peristiwa ternak mayi ke Puskeswan Prambanan.
“Sejak 8 Maret sampai 15 Maret 2024 sudah tidak ditemukan ada kasus kematian ternak,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip Rabu (20/3).
Dari datanya, total ternak yang mati dari awal Februari sampai 7 Maret 2024 adalah 2 ekor sapi dan 10 ekor kambing.
Ternak yang mati tersebut berasal dari 4 pemilik di dua padukuhan yang berbatasan di Sleman dan Gunungkidul.
Rincian lokasinya yakni di Padukuhan Kalinongko Kidul, Kalurahan Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman.
Kemudian di padukuhan Kayoman, Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul. (*)
Baca atikel menarik lainnya: