Jumat, 17 Januari 2025
Koran Jogja

Belalang Gunungkidul, Kuliner Ekstrem Penuh Protein

 

Gunungkidul, Koran Jogja – Renyah dan gurih, begitulah kira-kira rasa dari salah satu kuliner ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yakni belalang. Terlebih olahan yang disajikan dengan sentuhan sedikit bervariasi, misal dibuat sambal. Rasanya bisa lebih lezat dan menggugah selera.

Belalang yang telah lama dijadikan lauk oleh sebagian masyarakat di Kabupaten Gunungkidul kini menjadi kuliner yang eksklusif. Baik wisatawan maupun orang yang hanya sekedar melewati wilayah ini, menyempatkan untuk membelinya sebagai oleh-oleh maupun sekedar untuk camilan. Berikut adalah ulasannya.

Belalang sendiri termasuk dalam kategori serangga herbivora dari sub-ordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Banyak spesies belalang yang hidup di padang rumput sering menyerang ladang petani sekitar. Populasi belalang yang berlebih akan sangat merugikan petani jika menyerang tanaman.

Spesies belalang ini hidup di Kabupaten Gunungkidul yang memiliki kondisi alam berupa perbukitan dan hutan. Karena banyak ditemukan, masyarakat setempat pun mengkonsumsi serangga ini sebagai sumber protein.

Terdapat beberapa jenis belalang yang biasa dimasak oleh warga di Kabupaten Gunungkidul. Yakni jenis belalang kayu yang berukuran 45-55 mm (jantan) dan 15-75 mm (betina). Tubuhnya terdiri atas kepala dan perut. Belalang kayu berwarna cokelat kekuningan, kekuningan atau hijau dengan corak warna biru gelap terutama di bagian sayap.

Kemudian belalang padi adalah sebuah kelompok serangga yang masuk suborder Caelifera. Belalang jenis ini ukuranya lebih kecil dibandingkan dengan balalang kayu. Warnanya dominan hijau, dan kuning.

Untuk cara memasakdari dua jenis belalang ini pun cukup mudah. Belalang terlebih dahulu direndam ke dalam air hangat untuk dibersihkan. Kemudian bisa dimakan setelah direbus, atau digoreng dengan diberi bumbu seperti bawang putih, bawang merah, cabai, serta perasan jeruk nipis. Bisa juga sebagai bahan pengisi berbagai masakan atau setelah digoreng kemudian dijadikan sambal.

Para pencari belalang sudah menjadi pekerjaan sampingan maupun pokok oleh sebagian masyarakat Gunungkidul. Tak heran jika setiap  bisa melihat serombongan orang menggunakan sepeda membawa galah yang di atasnya menggunakan lem atau jaring, dan mencari belalang di sawah.

Karena termasuk ekstrem dan sulit ditemukan di daerah-daerah lain, masakan belalang menjadi salah satu kuliner khas yang terkenal dari Kabupaten Gunungkidul. Banyak warga menjajakan masakan olahan belalang di sepanjang Jalan Wonosari-Semanu, dan Playen–Paliyan. Pasalnya, jalan tersebut banyak dilalui pengendara dari luar kota.

Beberapa tahun belakangan, karena semakin tinggi peminatnya banyak warga yang membuka usaha rumahan penjualan masakan belalang. Untuk cara pemasarannya juga semakin modern, yakni memanfaatkan media sosial seperti facebook.

Selain itu juga biasanya disetorkan ke toko oleh-oleh di seputaran Kabupaten Gunungkidul. Menjadikan kuliner ini cukup mudah untuk didapatkan.

Untuk harganya, setiap satu toples belalang dengan berat sekitar 130 gram dibandrol mencapai Rp 45 ribu sampai Rp70 ribu saat hari biasa. Harga ini tergantung pada musimnya, ketika belalang sulit dicari maka akan semakin mahal.

Selain itu juga momentumnya, ketika masuk masa libur panjang atau hari besar maka harga belalang pun semakin tinggi. Bahkan satu toples bisa mencari Rp200 ribu ketika hari raya Idul Fitri atau lebaran.

Untuk mencukupi permintaan pasar, biasanya para penjual belalang goreng mendatangkan bahan bakunya dari luar daerah. Seperti Kabupaten Kulon Progo, Purworejo, dan Sukoharjo.(rid)

Leave a Reply