Bantul, Koran Jogja – Anggota Komisi C DPRD Bantul, Rony Wijaya Indra Gunawan meminta warga menyampaikan usulan pembangunan yang paling prioritas ke pemerintah. Pasalnya refocusing APBD mengakibatkan berkurangnya proyek pembangunan.
Hal ini disampaikan Rony saat reses pertama 2021 anggota DPRD di balai desa Pleret, Kecamatan Pleret, Sabtu (6/3) malam. Hadir perwakilan warga dari Dapil III yaitu Imogiri, Pleret, dan Dlingo yang menjadi Dapil Rony.
“Berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana usulan pembangunan dari warga direalisasikan minimal dua proyek di satu kecamatan. Tahun ini, kemungkinan hanya satu proyek saja,” katanya.
Politisi asal Partai Demokrat ini memgatakan tahun sebelumnya setiap kecamatan didapilnya mendapatkan dua proyek pembangunan infrastruktur baik berupa perbaikan jalan, penerangan jalan maupun draniase.
Akibat Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, baik pusat maupun daerah, melakukan recofusing anggaran. Dimana refocusing anggaran difokuskan pada penangganan pandemi.
“Jadi saya meminta, usulan yang disampaikan nantinya adalah usulan yang sangat-sangat prioritas. Sehingga berpeluang mendapatkan alokasi anggaran,” jelasnya.
Ia memberi saran, usulan prioritas ini menjadi lebih baik jika terkait dengan peningkatan ekonomi warga. Semisal, peningkatan akses ke sentra UMKM atau obyek wisata.
Dalam pelaksanaan reses kali ini, Rony memastikan seluruh speserta mematuhi protokol kesehatan. Dibatasi hanya 50 orang, kegiatan reses dibagi dalam dua sesi.
Kepala Bidang Pemukiman dan Perumahan, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPU PKP) Bantul, Suprapto memperkirakan akibat refocusing anggaran yang mencapai 8 persen dari total APBD, kemungkinan lima proyek yang tahun dilaksanakan di Kecamatan Pleret bakal tertunda.
“Yang masih akan berjalan adalah program renovasi rumah tidak layak huni dengan anggaran bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) pusat,” jelasnya.
Namun dibandingkan tahun sebelumnya, angka rumah yang bakal diperbaikin menurun 50 persen. Khusus Kecamatan Pleret, tahun lalu 139 rumah tidak layak huni (RTLH) yang tersebar di empat desa direhabilitasi.
“Tapi tahun ini hanya sebanyak 67 rumah dan itupun berada di dua desa yaitu Segoroyoso dan Wonolelo,” ucapnya.
Kepala Desa Pleret Taufiq Kamal dalam sambutannya mengucapkan banyak terima kasih atas terealisasinya usulan dari warganya.
Ia meminta kedepan, proposal dadi warga ke pemerintah tidak melulu pada pembangunan infrastruktur. Namun juga pada program-program peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui berbagai pelatihan produktif.(set)