Koran Jogja – K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengungkapkan makna dari kebahagiaan. Ia menceritakan kisah pertemuan Nabi Musa dengan Allah SWT.
Gus Baha menceritakan kisah di dalam Al Quran, Allah bertanya kepada Nabi Musa mengenai barang yang dibawa Nabi Musa.
Dari kejadian itu, menurut Gus Baha, supaya Nabi Musa bisa merasa damai dan bahagia saat bertemu dengan Allah SWT.
“Menurut banyak pakar analis, Allah menghilangkan groginya Nabi Musa, dengan bertanya yang ringin-ringan,” katanya dikutip dari situs resmi UII Yogyakarta, Selasa (21/6).
Hal itu diungkapkan Gus Baha saat acara Ngaji Tafsir Al Qur’an yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam rangka Milad ke-79 UII.
Gus Baha juga mengungkapkan, dalam menyukai sesuatu, setiap orang mempunyai ciri khas tersendiri.
Ia mencontohkan para sahabat nabi dalam mencintai Nabi Muhammad dengan cara yang berbeda-beda. Misal, ada yang ingin selalu didekat nabi.
Kemudian juga ada sahabat yang tahu kegiatan keseharian nabi, bahkan mengetahui lekukan di wajah nabi.
“Ada juga sahabat yang jarang bertemu nabi. Bahkan tidak pernah bertemu nabi dengan berbagai alasan tertentu, seperti halnya takut mengganggu, atau memberi rasa hormat dengan menundukan kepala,” ucapnya.
Gus Baha mengatakan suatu bentuk kebahagiaan bisa dibentuk dengan banyak versi.
“Agama nggak perlu repot-repot, setiap orang itu memiliki caranya tersendiri dalam mencintai sesuatu,” paparnya. (*)