Gulir ke Bawah untuk baca artikel
Yogyakarta

Jokowi Orang Pertama Yang Iringi Keberangkatan Jenazah Buya

19
×

Jokowi Orang Pertama Yang Iringi Keberangkatan Jenazah Buya

Share this article

Yogyakarta, Koran Jogja – Presiden Joko Widodo melayat ke Masjid Gede Kauman Kota Yogyakarta tempat almarhum Buya Ahmad Syafii Maarif disemayamkan, Jumat sore (27/5). Dirinya menjadi orang pertama yang mengiringi keberangkatan jenazah.

Terbang langsung dari Jakarta, Jokowi tiba di Masjid Gede Kauman pukul 15.00 WIB, dan ditemani Gubernur Sultan Hamengku Buwono X. Di dalam masjid, Jokowi melaksanakan shalat Ashar berjamaah dilanjutkan shalat jenazah.

“Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Innalillahi wa inna ilaihi wa inna ilaihi rojiun, innalillahi wa inna ilaihi rojiun,” kata Jokowi di awal sambutan.

“Pertama-tama atas nama pribadi, atas nama bangsa, atas nama negara. Saya mengucapkan ucapan duka cita mendalam atas berpulangnya beliau Bapak Syafii Maarif hari Jumat tanggal 27 Mei tadi pagi pukul 10.15 WIB. Beliau adalah guru bangsa,” lanjut Jokowi.

Selama hidupnya, Jokowi melihat almarhum Buya Syafii hidup dalam kesederhanaan. Sebagai kader terbaik Muhammadiyah, Buya Syafii selalu menyuarakan tentang keberagaman dan selalu menyuarakan tentang toleransi antar umat beragama.

“Beliau juga selalu menyampaikan pentingnya Pancasila bagi perekat bangsa. kita semua adalah milik Allah dan hanya kepadanya lah kita akan kembali Mari kita berdoa bersama Semoga almarhum buya syafii diberikan yang terbaik disisinya segala dosa-dosanya. Amin ya rabbal alamin terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” kata Jokowi.

Saat pemberangkatan jenazah ke pemakaman Khusnul Khotimah, Dukuh Donomulyo, Nanggulan, Kulonprogo pukul 15.32 WIB. Jokowi menjadi orang pertama yang berada di belakang iring-iringan jenazah.

Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan, selaku keluarga dan Muhammadiyah. Dirinya menyatakan Buya Syafii Maarif sebagai insan biasa tentu ada kelemahan kekurangan dan kekhilafan maka dia memohonkan permintaan maaf sebesar-besarnya agar dilapangkan.

“Tadi saya masih bersama beliu setengah jam sebelum dipanggil. Saya menjadi saksi bagaimana almarhum Buya dengan kesiapanya yang luar biasa siap memenuhi panggilan dari Allah,” katanya.

Bahkan pada 24 Februari lalu, melalui telepon Buya memesan makam di Kulonprogo. Demikian juga dengan kunjungan Presiden Jokowi pada 26 Maret.

“Bagaimana tadi kesaksian Bapak Presiden. Beliau tokoh dan sosok yang bersedia menerima kritik apapun, selalu menjaga keutuhan bangsa, keutuhan Muhammadiyah dan keutuhan umat, dan selalu diulang-ulang,” kata Haedar. (Set)