Selasa, 3 Desember 2024
Koran Jogja

Kebutuhan Industri Masih Kurang Dipenuhi Lulusan SMK

Yogyakarta – Kompetensi siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kadang masih belum sesuai diterapkan di dunia industri. Untuk itu, Astra Daihatsu berupaya menutupi kelemahan itu sejak 2008 silam.

Anjar Rosjadi, Technical Service Division Head PT Astra Daihatsu Motor mengatakan Daihatsu telah masuk dengan bekerja sama bersama Dinas Pendidikan di Indonesia untuk menutupi kekurangan itu.

“Kita sama-sama tahu di Indonesia kesesuaian kompetensi di SMK kadang-kadang belum sesuai kompetensi dari kebutuhan industri. Kami masuk, mengintegrasikan kurikulum di SMK ini agar sesuai dnegan kebutuhan industri. Sehingga ketika mereka lulus bisa segera diberdayakan industri,” katanya saat ditemui di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Kelemahan itu diketahui dari pengalaman perusahaan dalam melakukan perekrutan. Lulusan SMK yang sudah diterima, kadang harus diberikan pelatihan terlebih dahulu.

Anjar menyebut permasalahan kurangnya kompetensi yang dibutuhkan industri itu karena selama ini guru-guru memberikan ilmu sesuai dengan kurikulum standar. Sedangkan budaya industri, masih minim diberikan.

“Kami berikan yang lebih mendalam. Seperti budaya industri, yang paling sederhana. Pembentukan karakter seorang lulusan siswa SMK itu lebih penting daripada kompetensinya. Ketika sesorang masuk ke dunia industri, kemampuan dia untuk menyesuaikan karakter ke dunia industri lebih penting,” ucapnya.

Budaya industri yang dimaksud yakni 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) atau lebih dikenal 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin). Pemberian materi itu dimaksudkan agar siswa memahami area kerja yang rapi, bisa memilah barang yang terpakai dan tidak terpakai.

“Yang masih bisa dipakai dialoasikan, yang tak manfaat dibuang. Sehingga tercipta suatu kedispilinan. Ini karakter yang kami tanamkan ke siswa-siswa SMK binaan Daihatsu, sudah mulai menciptakan budaya kerja di industri,” ujarnya.

Sedangkan untuk kompetensi teknis lebih difokuskan pada perawatan dan perbaikan kendaraan. Sehingga ketika lulus dari SMK nanti bisa fasih melakukannya. “Dalam hal ini tidak hanya kendaraan jenis Daihatsu saja, tapi juga bisa melakukan perawatan dan perbaikan kendaraan jenis lain,” ucapnya.

Anjar menyebut kompetensi teknis perawatan dan perbaikan ini lebih penting dibanding siswa diberi materi over houle mesin atau transmisi. Sebab pekerjaan over houle di dunia industri sangat minim dan levelnya merupakan teknisi kelas menengah ke atas. “Tidak perlu muluk-muluk tapi sesuai kebutuhan,” katanya.

Kirana Belly, Head Corporate Social Responsibility Department PT Astra Daihatsu Motor menambahkan sejak 2008 sampai November 2019 ada sebanyak 298 SMK binaan Daihatsu yang tersebar di seluruh Indonesia. “Untuk di Daerah Istimewa Yogyakarta ada sekitar 13 sekolah, dan sudah ada beberapa sekolah lain yang tertarik untuk bergabung,” ucapnya.

Kirana menyampaikan pihaknya juga memberikan apresiasi kepada sekolah yang telah sesuai dengan kriteria di Grand Dafam Rohan Hotel Yogyakarta dalam acara Daihatsu Vocational Day 2019 pada Senin 16 Desember 2019 malam. Beberapa sekolah yang mendapatkannya yakni dinilai dari berbagai indikator, seperti kemampuan guru maupun fasilitas yang dimiliki.(rid)

Leave a Reply