Bantul, Koran Jogja – Komunitas Lintas Iman (KLI) Daerah Istimewa Yogyakarta meminta seluruh pasangan Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada tiga kabupaten memiliki pakta integritas menjaga toleransi. Perpecahan akibat intoleransi menjadi tanggung jawab siapapun pemimpinnya.
“Kami meminta semua pasangan memiliki pakta integritas karena KLI melihat carut marutnya kondisi masyarakat Indonesia dalam beberapa waktu terakhir yang mengarah ke perpecahan akibat intoleransi,” kata Koordinator Bidang Sosial, Politik, dan Hukum KLI Wintawan Alka.
Sebagai langkah awal mewujudkan toleransi di tiga kabupaten, Sabtu (21/11), KLI melakukan roadshow ke semua pasangan Bupati dan Wakil Bupati di tiga kabupaten.
Berawal dari Bantul, roadshow yang ditargetkan berakhir bertepatan dengan masa kampanye kemudian menyasar Gunungkidul dan Sleman. Di Bantul, KLI pertama menemui Cawabup pasangan nomor urut satu Joko Purnomo dan Sabtu sore bertemu dengan Cabup pasangan nomor urut dua, Suharsono.
“Suksesi pilkada di tiga kabupaten, terutama Bantul menjadi harapan terbesar kami menghadirkan pemimpin, siapapun dia, yang mampu memimpin amanat menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia berbasis Bhineka Tunggal Ika,” lanjut Wintawan.
Dari pakta integritas yang dimiliki semua pasangan, KLI juga berkomitmen akan mendukung, mengawal dan mendampingi pemimpin terpilih untuk mewujudkannya. KLI menyadari dibutuhkan perjuangan besar melawan intoleransi, namun itu wajib dilakukan karena intolerasi menghadirkan kekerasan yang mengarah ke perpecahan.
Cawabup Joko Purnomo menyambut baik ajakan KLI membuat pakta integritas menjaga toleransi dan jika terpilih nanti akan berkomitmen mewujudkannya.
“Kami menilai pakta ini adalah bagian dari sebuah hal yang mengingatkan kita untuk menjadi menjadi pemimpin Bantul yang mampu menghadirkan berbagai hal dan kebijakan yang mendukung toleransi serta tidak memberi ruang intoleransi,” kata Joko.
Integritas menjaga toleransi ini menurut Joko sebenarnya sudah tertuang dalam visi misi program kerjanya yang akan mewujudkan masyarakat Bantul yang harmoni dan memberikan pelayanan adil tanpa membedakan latar belakang suku, agama maupun ras.
Pernyataan yang sama juga disampaikan Harsono. Baginya pengalaman Bantul selama periode kepemimpannya menyelesaikan berbagai kasus intoleransi adalah bekal kuat menghadirkan masyarakat yang berkeadilan.
“Pengalaman yang berujung penghargaan itu adalah modal kami menjalankan kepemimpinan saya selanjutnya demi kesejahteraan rakyat Bantul,” katanya.(set)