Sabtu, 7 Desember 2024
Koran Jogja

Langkah Politik Kedepan dan Milenial

 

Koran Jogja – Memikul dua jabatan politik sekaligus baik sebagai anggota DPRD Kota Jogja dan Plt Ketua DPC Partai Demokrat, bukanlah tugas yang ringan. Selain harus menjalankan fungsi-fungsi kedewanan, Rini juga harus melakukan konsolidasi Partai Demokrat Kota Jogja hingga tingkat basis. “Bismillah, kita jalani saja,” ucap Rini, optimistis.

Rini memahami realitas peta politik yang menempatkan Demokrat tidak lagi seperti di era Presiden SBY. Di era itu jumlah perwakilan Demokrat di DPRD Kota Jogja mencapai 10 kursi, saat ini tinggal dua kursi. “Ya, ini kami fahami sebagai dinamika politik. Partai kami punya pengalaman jaya, dan kedepan kita targetkan memiliki fraksi di DPRD Kota Jogja, berarti minimal empat kursi, syukur-syukur lima kursi jadi masing masing daerah pemilihan memiliki satu perwakilan,” terang Rini.

Untuk menuju target politik itu, Rini tak ingin membeberkan semua strategi yang akan dilakukan. “Bagaimana strateginya kalau saya sampaikan nanti dibaca orang, dong,” ujarnya.

Namun Rini memastikan strategi yang dilakukan dalam rangka mengawal program-program pemerintah yang pro-rakyat. Sebagai misal, di era pandemi saat ini banyak korban yang harus melakukan isolasi mandiri namun mereka kurang mendapatkan perhatian.

“Pengalaman di lapangan, dari dia terdeteksi positif, kemudiaan harus karantina di rumah. Nah ini peran puskemas, Tim Gugus kayaknya kurang greget,” ungkapnya.

Rini berkomitmen untuk sering-sering menyapa masyarakat. Seiring itu melakukan penguatan-penguatan di 14 seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) se-Kota Jogja. “Seluruh PAC sudah terbentuk, belum lama ini kami lakukan konsolidasi dengan menghadirkan seluruh perwakilan PAC, hadir juga dari DPD,” ucap dia.

Rini saat ini juga menjadi Ketua PKK di RT 36 Pilihan Permai, Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta. Menariknya, posisi sebagai Ketua PKK disandang sejak tahun 1991 dan masih melekat hingga saat ini, walaupun posisi Ketua RT sudah berganti-ganti. “Iya, sejak dulu masih di jadikan Ibu PKK di RT, kebetulan saat ini Ketua RT-nya bapak sendiri. Namun, sebelumnya berganti-ganti Pak RT, untuk Ketua PKK masih melekat kepada saya,” terangnya.

Menurutnya, menjadi Ketua PKK memberikan banyak pelajaran terutama berkaitan perjuangan dan pengorbanan sosial. Sejak di bangku sekolahan ia juga sudah berkecimpung terjun di organisasi seperti aktif di OSIS, mewakili kegiatan Jambore tahun 1977 dari SMP Negeri II Sleman. Rini sendiri mengawali pendidikan di SD Negeri III Sleman, SMP Negeri II Sleman, SMA Negeri Ketandan Kota Yogyakarta dan IKIP Negeri Yogyakarta.

Kaum Milenial Saatnya Terjun Politik

Ledakan bonus demografi yang saat ini menempatkan usia produktif usia muda berkisar 25% -30% persen dari total penduduk, ditangkap sebagai keuntungan bagi partai politik. Usia produktif yang biasa disebut sebagai kaum milenial saat ini menjadi incaran banyak partai politik. Mereka berlomba-lomba menggaet segmen tersebut menjadi bagian kekuatan partai politik.

“Kalau bicara partai yang paling merepresentasikan anak-anak milenial sepertinya Partai Demokrat, ya. Buktinya Ketua Umum kami (Agus Harimurti Yudhoyono) usianya masih muda dan tampak milenial banget,” ucapnya.

Hanya saja, di satu sisi menggaet kaum milenial tidaklah mudah karena mereka cendrung sudah memiliki dunia sendiri dan ada kecendrungan apatis terhadap politik. “Sekarang anak anak muda ini kreatifitasnya banyak maka mari kita turun, mari kita rasakan dulu politik itu bagaimana, baru nanti beropini di politik itu bagaimana. Jadi rasakan dulu,” ucap Rini.

Rini menyampaikan bahwa anak-anak muda sebagai generasi bangsa sehingga sudah sewajarnya berproses diri melalui partai politik. Menurut Rini sebetulnya politik itu menyenangkan, karena melalui politik bisa membantu banyak orang. Selain itu akan belajar banyak tantangan bagaimana mengelola negara secara baik. “Masuk dulu, rasakan dulu bagaimana berada di partai politik. Jangan menjust dulu sebelum merasakan. Di politik akan tambah teman banyak, tambah pintar, kita jadi mengetahui oh ternyata mengelola negara itu tidak mudah,” pesan Rini. (**)

Leave a Reply