Koran Jogja – Tembang Macapat adalah puisi tradisional yang dituliskan dalam bahasa jawa dengan disusun memakai aturan tertentu.
Dilansir dari laman Jogjaprov, untuk aturan dalam penulisan macapat ini meliputi jumlah baris.
Kemudian juga jumlah suku kata maupun bunyi sajak akhir dalam tiap baris.
Bunyi dari sajak akhir tiap baris itu juga disebut sebagai guru gatra, guru lagu dan guru wilangan.
Baca artikel menarik lainnya:
- Cara Membuat Gelembung Sabun, Bisa Dicoba Trik Ini
- Cara Membuat Mainan Anak dari Kaus Kaki
- 5 Mainan Buatan Rumah Terbaik untuk Anak-Anak
Sedangkan untuk jenisnya, ada beberapa tembang macapat. Termasuk maskumbang, sinom.
Lalu juga ada tembang kinanti, asmarandana, gambuh, dandanggula, durma, pangkur, megatruh, dan pucung.
Menariknya, dalam tembang macapat itu selalu ada kisah hidup sejak manusia sejak lahir sampai meninggal dunia.
Contoh Macapat Tembang Mijil dan Artinya
Wani Ngalah Luhur Wekasane
Dedalane guno lawan sekti
Kudu andhap asor
Wani Ngalah Luhur Wekasane
Tumungkula yen dipun dukani
Bapang den Simpangi
Ono catur mungkur
Artinya
Jalan menjadi orang berguna dan berkualitas
Harus rendah hati-sopan santun
Berani mengalah, akhirnya mulia
Menunduk jika dimarahi
Angkara murka dihindari
Menjauh dari pembicaraan (yang tidak perlu)