Bantul, Koran Jogja – Pameran produk halal dan ekonomi syariah bertajuk Halal Fair berlangsung sejak kemarin hingga besok di Jogja Expo Center (JEC), Banguntapan, Bantul sejak kemarin hingga besok. Selain untuk mengembangkan ekonomi syariah nasional, Halal Fair juga mengajak masyarakat untuk merasakan sensasi wisata syariah.
Project Director WPCitra selaku penyelenggara Halal Fair, Satrio Sukur menjelaskan, bahwa Halal Fair yang pertama kali di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini berlangsung sejak kemarin, Jumat (3/5/2024) hingga besok, Minggu (5/4/2024). Menurutnya, 111 brand dari berbagai kategori bisnis yaitu perbankan dan keuangan syariah, halal beauty, travel fashion, haji umrah, pendidikan, kuliner serta multiproduk ikut serta dalam gelaran tersebut.
“Dan 40 persen exhibitor yang hadir pada event ini bukan hanya berasal di lokal Jogja dan Solo. Tapi juga daerah lain, diantaranya Jabodetabek, Bandung, Tasikmalaya, Semarang dan Surabaya,” katanya kepada wartawan, Sabtu (4/5/2024).
Menurutnya, Halal Fair sendiri tidak hanya bertujuan mengajak masyarakat untuk berbelanja produk halal dengan harga spesial. Namun, sekaligus bermuamalah, meningkatkan jejaring hingga skill bisnis.
“Serta berwisata syariah bersama keluarga,” ucapnya.
Selain itu, Halal Fair menjadi ajang kolaborasi untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah, khususnya di DIY. Pasalnya, DIY menjadi salah satu dari delapan provinsi yang masuk dalam prioritas pengembangan ekonomi syariah nasional, selain Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur dan Jawa Barat.
“Berdasarkan catatan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah DIY, tercatat lebih dari 300 ribu UMKM bertumbuh di wilayah Kota Pelajar. Sayangnya, baru sekitar 0,1 persen UMKM yang bersertifikat halal,” ujarnya.
“Karena itu, Halal Fair menjadi salah satu ikhtiar untuk mendorong semua pihak terkait, khususnya pelaku UMKM dan otoritas terkait untuk mengoptimalkan potensi industri halal nasional,” lanjut Satrio.
Nantinya, selama pameran berlangsung seluruh pelaku usaha bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengurus sertifikasi halal di stand Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Mengingat saat ini sertifikat halal sekarang menjadi sebuah kebutuhan.
“Untuk rangkaian acaranya sendiri antara lain Halal Talk oleh Asatidz, Halal Kids, Parenting Talk, Halal Business Talk, Halal & Healthy Food Talk, Beauty Talk, Workshop Teknologi Informasi, Ngobrol Hobi dan Muamalah,” ucapnya.
Untuk hari ini, Satrio menyebut yang menarik adalah talk show terkait menikah. Di mana menikah merupakan bagian dari ibadah untuk menyatukan dua
pribadi berbeda menjadi keluarga yang sakinah.
Namun, dalam prosesnya, tak cukup hanya bermodalkan cinta. Tetapi juga kesiapan mental serta kesehatan finansial untuk mewujudkannya.
Dalam talk show tersebut, Ustadz Abdurrahman Zahier mengatakan, bahwa setiap orang ingin menikah untuk membangun keluarga yang sakinah, istilah di Al-Qur’an untuk menggambarkan kenyamanan keluarga. Akan tetapi, sering kali masalah komunikasi dan keuangan menjadi isu dalam pernikahan.
Dalam pengelolaan keuangan keluarga, lanjut Zahier, rentan adanya miskomunikasi antara suami dan istri yang tidak jarang disebabkan oleh keinginan konsumtif yang bersifat pribadi. Menurutnya, konflik semacam itu kerap terjadi karena pasangan suami-istri tidak mempersiapkan rencana keuangan jangka panjang sebelum dan sesudah menikah.
“Jadi alangkah baiknya jika setiap pasangan duduk bareng menyepakati skala prioritas keuangan keluarga, termasuk mempertimbangkan rencana pendidikan anak,” katanya.
“Karenanya, penting untuk menanamkan pola hidup sederhana, pola hidup yang tidak berlebihan atau sesuai dengan kemampuan kita. Itu bisa dimulai dengan membuat perencanaan penggunaan uang yang teratur dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,” lanjut Zahier.
Dalam talk show itu, Zahier juga membeberkan beberapa tips terkait pengelolaan keuangan yang baik menurut syariat Islam. Antara lain, menyusun tujuan keuangan sesuai dengan ajaran Islam dan menggunakan produk-produk keuangan syariah.
“Selain itu membiasakan pola hidup sederhana dan tidak konsumtif, meminimalkan utang, menyiapkan dana darurat, serta mengalokasikan dana untuk zakat, infak dan sedekah,” ujarnya.
Menyambung perbincangan, Head of Sharia Financing PT. Bank Jago Tbk, Agung Lesmana menyebut jika melalui unit usaha syariah bernama Jago Syariah pihaknya berkomitmen membantu nasabah dalam mengatur dan merencanakan keuangan sesuai dengan cara dan keyakinan masing-masing. Semua itu agar hidup lebih tenang dan berkah.
“Salah satu terobosannya adalah dengan meluncurkan Jago Syariah, yang fitur dan layanan aplikasinya dirancang setara dengan Jago konvensional baik dari sisi kemudahan, kepraktisan, kenyamanan, maupun keamanan. Tapi tetap memperhatikan dan mengedepankan prinsip dan kaidah syariah,” katanya. (dna)