Yogyakarta, Koran Jogja – Ketua DPRD Kota Yogyakarta Danang Rudyatmoko meminta panitia khusus yang sudah dibentuk hari ini (18/1/2022) selain bertugas mencari urgensitas relokasi.
Juga memiliki tugas sebagai mediator antara pedagang kaki lima (PKL) Malioboro dan Pemkot Yogyakarta.
“Setelah terbentuk tugas dari pansus pertama kali adalah menjadi mediator. Sehingga ada komunikasi lebih intens tidak saling menyalahkan,” ujar Danang.
Atas lahirnya pansus ini, DPRD Kota Yogyakarta ingin meminta kejelasan dari Pemkot Yogyakarta terkait relokasi PKL Malioboro karena selama ini dewan belum mendapatkan informasi secara utuh.
Dalam tugasnya, Pansus juga diberi beban memastikan tidak ada oknum-oknum yang memanfaatkan keadaan untuk mencari keuntungan.
Semisal penggelembungan jumlah pedagang, pengalihan hak, atau justru relokasi Malioboro ini memunculkan pedagang-pedagang baru.
“Kami merasa bertanggung jawab supaya tidak ada hal-hal dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab misalnya penggelembungan pedagang, pengalihan hak, atau munculnya pedagang-pedagang baru. Jadi ini butuh kita luruskan,” ujar dia.
Terkait dengan ketegasan Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti bahwa relokasi tidak akan mundur dari jadwal, Danang mengatakan seharusnya jadwal relokasi tidak dipaksakan.
Dari sudut pandangnya, masih ada beberapa hal yang perlu dibuka secara gamblang oleh Pemkot Yogyakarta seperti jumlah pedagang yang direlokasi, tempat relokasi, jika direlokasi di dua tempat apakah mencukupi.
“Harus ada kejelasan, bukannya tidak percaya pemkot. Kasus pemindahan parkir dari sisi timur ke Abu Bakar Ali saja masih menyisakan persoalan bisa menjadi contoh,” katanya.
Dimana di sisi timur area parkir muncul pedagang baru, yang ketika dikonfirmasi pihak pemkot mengaku tidak tahu.
Danang mewanti-wanti jangan sampai relokasi nanti menimbulkan persoalan lagi.
Sebelumnya, Haryadi Suyuti menyampaikan dirinya akan melihat terlebih dahulu lokasi yang digunakan relokasi.
“Kita sudah siap kok, diundur tiga tahun ya sama saja. Mau diundur besok juga relokasi, yang terpenting kan keramaiannya. Tanggung jawab saya adalah membuat ramai,” katanya.
Haryadi menambahkan bahwa yang dilakukan di kawasan Malioboro adalah bentuk penataan bukan penggusuran. (Set)