Gulir ke Bawah untuk baca artikel
Gunungkidul

Viral Video Bagi Uang, Sutrisna Wibawa: Uang Lelah Relawan

×

Viral Video Bagi Uang, Sutrisna Wibawa: Uang Lelah Relawan

Sebarkan artikel ini

Gunungkidul, Koran Jogja – Menjelang pilkada, akhir-akhir ini di media tertentu, video politik uang dan stiker berisi hinaan yang dinarasikan dilakukan oleh Kandidat Calon Pilkada Gunungkidul Nomor Urut 01. Profesor Sutrisna Wibawa selaku Calon Bupati menegaskan bahwa video tersebut hoax dan di-framing oleh pihak tidak bertanggung jawab.

Profesor Sutrisna menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah membagikan uang dalam jumlah tertentu kepada masyarakat umum dalam rangka politik uang, lebih-lebih di jalanan layaknya ditampilkan dalam video.

Nicolas, sosok yang diframing dalam video yang beredar telah membuat klarifikasi di media sosial. “Tidak benar bahwa saya seolah-olah menerima uang di tengah jalan sebagaimana dikesankan dalam video yang beredar. Saya menerima uang itu di tempat acara pengukuhan relawan kadhung trisna sebagai relawan. Saya sebagai relawan memang menerima uang sebanyak 100 ribu untuk pengganti transportasi, pulsa, dan lain-lain,” ungkapnya.

Senada dengan Nicolas, Prof. Sutrisna Wibawa, menegaskan kita memiliki acara yang memberikan honorarium transportasi dan lainnya, seperti pengukuhan relawan dan pembuatan film, ataupun lainnya dan sangat wajar apabila diberi uang transportasi karena mereka bekerja dari pagi sampai sore. Akan tetapi video tersebut dikemas dengan menampilkan amplop dan brosur, seolah-olah dalam rangka politik uang,” tegas Sutrisna didampingi tim pemenangan, tim media, dan tim hukum Kadhung Trisna, dalam Konferensi Pers di GK Steak Siyono, Sabtu (05/12).

Uang Lelah Bagi Relawan Pengawas untuk Melaksanakan Tugas Khusus

Sudah jamak dalam rangkaian Pilkada, masing-masing pasangan calon memiliki pengawas di setiap TPS. Kegiatan Tim Sukses Pemenangan Calon Kepala Daerah Gunungkidul Nomor Urut 01 akhir-akhir ini, adalah mengukuhkan pengawas tersebut sebagai Relawan Mobilisasi Pemilih dan Pengawas Pemungutan Suara.

“Jumlahnya tersebar di semua kecamatan. Mereka kita kumpulkan untuk briefing dan mendapat tugas khusus. Sebagai konsekuensi tugas, diberi uang lelah dan pengganti transportasi ,” ungkap Sutrisna.

Ada beragam tugas yang nantinya dilakukan Relawan Mobilisasi dan Pengawasan pemungutan Suara. Mulai dari mengajak pemilih secara persuasif untuk ikut datang ke TPS sesuai himbauan KPU kepada setiap pasangan calon, hingga melakukan pengawasan pemungutan suara.

“Karena itu kita buat relawan, yang ada undangan, SOP, dan sistem kerjanya. Acaranya digelar di basecamp tiap-tiap padukuhan atau desa atau kapanewon, bukan dibagi di jalanan atau di rumah-rumah seperti framing dalam video,” lanjut Sutrisna.

Akan Bawa Ke Jalur Hukum Pelaku

Tim Kadhung Trisna telah menemukan pihak yang membuat video tersebut dalam undangan relawan mobilisasi dan pengawasan pemungutan suara. Dalam pernyataannya, Nicolas menyatakan videonya dipelintir. Ia tak pernah menyebut bahwa Pasangan Kadhung Trisna membagikan uang kepada masyarakat. Namun videonya dipotong singkat dan diberikan narasi tertulis semacam itu.

“Saya mengikuti relawan pengawas dan mobilisasi. Saya secara kesatria meminta maaf atas video dan hasil dari tindakan maaf, dan mendukung Tim Kadhung Trisna menemukan para pihak yang menyebarkan video framing tersebut,” ungkap Nico.

Atas tindakan tersebut, Profesor Sutrisna Wibawa berharap kedepannya penyebar video lebih bertanggungjawab dan mengisahkan kejadian secara lengkap. Terlebih, video tersebut kini telah beredar luas dan disaksikan masyarakat yang belum memahami konteks acara tersebut.

Kadhung Trisna tidak ragu untuk membawa pihak yang tidak bertanggung jawab ke jalur hukum. Saat ini Tim Kadhung Trisna sedang melakukan pelacakan digital, mengurutkan kiriman video yang pertama kali dilakukan Nico beserta kawannya hingga video tersebut dipotong menjadi singkat dan viral.

“Kadhung Trisna menghimbau para pihak meminta maaf, dan kami tidak ragu membawa ke jalur hukum. Karena bagi kami, tindakan Hoax ini memecah belah dan merugikan Gunungkidul kita tercinta, bukan hanya merugikan saya,” tegas Sutrisna.

Stiker Black Campaign Terlacak di Semanu

Tindakan tegas di jalur hukum juga akan dilakukan Kadhung Trisna dalam kasus stiker black campaign. Hingga Sabtu (05/12) siang saat Konferensi Pers, Tim Kadhung Trisna belum memperoleh video klarifikasi dari penyebar maupun penempel video.

Akan tetapi, hasil pelacakan jejak digital Kadhung Trisna menunjukkan bahwa stiker tersebut ditempelkan di Kapanewon Semanu dan disebarkan pertama kali pada Jum’at (16.30) oleh salah seorang pemuda Gunungkidul melalui whatsapp.

“Kami sudah melacak jejak digital dan masih meminta klarifikasi yang bersangkutan. Kami dari Kadhung Trisna tidak pernah membuat poster ini. Saat ini kami sedang menempuh jalur hukum. Bagi yang membuat dan setiap orang menyebarkan poster ini, kami himbau untuk segera menghapus atau kami akan tuntut secara hukum. Kadhung Trisna tidak main-main dalam menghormati dan memberi pelayanan tertinggi untuk masyarakat Gunungkidul,” ungkap Sukardi, SH, tim hukum Kadhung Trisna.

“Lokasi penempelan stiker sudah kami datangi dan cabut, penyebar pertama sudah kami temukan, dan kami siap menempuh jalur hukum. Kasihan masyarakat Gunungkidul dipertontonkan tindakan tidak baik seperti ini,” imbuh Sukardi.(rls)