Yogyakarta, Koran Jogja – Memperhatikan info yang telah disampaikan sebelumnya (16 Januari 2022), perihal info Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Wilayah Indonesia dan berdasarkan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini hari ini (17 Januari 2022 jam 12.00 WIB).
BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta International Airport (Stamet YIA) mengidentifikasi adanya peningkatan aktivitas dinamika atmosfer seperti Cold Surge atau Seruakan Massa Udara Dingin dari Asia menuju wilayah Indonesia.
Aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial, dan pola tekanan udara rendah.
Hal ini memicu terbentuknya pumpunan angin serta adanya pengaruh labilitas udara dalam skala lokal sehingga kondisi tersebut secara signifikan.
Kondisi itu dapat meningkatkan potensi peningkatan curah hujan hingga cuaca ekstrem di wilayah DIY dalam periode 3 hingga 5 hari ke depan.
BMKG Stamet YIA memprakirakan adanya potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah DIY pada tanggal 17 – 21 Januari 2022, antara lain di wilayah:
– Sleman (Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Kalasan, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Berbah, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Moyudan, Prambanan)
– Kulon Progo (Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh, Kalibawang, Sentolo, Pengasih, Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Kokap)
– Kota Yogyakarta (Umbulharjo, Kotagede, Mergangsan, Pakualaman, Gondokusuman, Danurejan, Gondomanan, Kraton, Gedongtengen, Ngampilan, Wirobrajan, Tegalrejo, Jetis, Mantrijeron)
– Bantul (Sedayu, Kasihan, Sewon, Pajangan, Bantul, Pleret, Banguntapan, Piyungan, Imogiri, Dlingo, Pundong, Pandak, Bambanglipuro)
– Gunungkidul (Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Semin, Patuk, Playen, Paliyan, Panggang, Purwosari, Semanu, Tepus, Semanu, Rongkop, Karangmojo, Wonosari, Tanjungsari, Saptosari, Ponjong, Girisubo)
Untuk itu BMKG Stamet YIA menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem (hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang).
Kondisi tersebut dapat berdampak pada terjadinya longsor, banjir, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dll di wilayah DI Yogyakarta, serta potensi peningkatan tinggi gelombang di perairan Yogyakarta. (rls)