Sleman, Koran Jogja – Ditundanya kompetisi oleh kepolisian tidak mengendurkan semangat pemain PS Sleman untuk tetap berlatih. Sebagai pemain profesional, meski sempat didera kekecewaan, berlatih dan berlatih adalah kewajiban.
“Kekecewaan memang ada, penundaan itu merupakan kejutan besar. Namun kami tetap bersiap untuk mengarungi kompetisi. Saat ini semuanya berlatih dengan semangat tinggi seperi sebelumnya,”ujar gelandang PS SLeman, Guilherme Felipe de Castro di Sleman, 6 Oktober 2020.
Pemain yang akrab disapa Batata itu mengaku, saat para pemain sudah siap menghadapi partai perdana 1 Oktober 2020 melawan Persik Kediri di Stadion Maguwoharjo, tahu-tahu kompetisi dilarang, jelas merasa kecewa. Namun perasaan itu tak lama dirasakan.
“Kami tak bisa larut dalam perasaan kecewa atau sedih. Sepakbola adalah hidup kami, pekerjaan kami,” tambah Batata.
Ia ingin keputusan PSSI yang dinantikan adalah dilanjutkannya kompetisi. Seperti halnya semua kompetisi yang juga bergulir di seluruh dunia.
“Saya berharap tak ada bedanya dengan Indonesia, tetap melanjutkan kompetisi,”tegas Batata.
Sedangkan bek sayap kiri PSS, Samsul Arifin yang juga mengakui penundaan kompetisi itu menggangu secara psikis, tapi itu tak lama.
Menurut Samsul, antusias pemain tak pernah turun untuk berlatih, mempersiapkan diri menghadapi kompetisi. Tentu berharap aka berlanjut di tengah pandemi ini, dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Sebagai pemain profesional kamu juga tak hanya berlatih di lapangan, tapi bersama-sama sering berangkat pagi hari untuk gym,” ucapnya.(rls)