Kamis, 2 Oktober 2025
Koran Jogja

Stunting Rendah, Bantul Jadi Tempat Peluncuran Tradisi Baru

 

Bantul, Koran Jogja – Berhasilnya penurunan angka stunting hingga 14 persen, Kabupaten Bantul menjadi tempat peluncuran program pra nikah oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam percepatan penurunan stunting.

Program ‘Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan Tiga Bulan Pranikah; Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Dari Hulu Kepada Calon Pengantin’ pada Jumat (11/3) di Parasamya Pemkab Bantul menjadi tradisi baru dalam pernikahan.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyebut penurunan stunting di Bantul menjadi yang terendah secara nasional. Angka penderita stunting di Indonesia pada 2019 mencapai 27,6 persen.

“Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting pada 2024 sebesar 14 persen. Dalam program ini mempelai wanita tiga bulan sebelum disyariatkan memeriksakan kondisi kesehatannya,” kata Hasto.

Saat ini sebanyak 37 persen remaja putri di Indonesia mengalami anemia. Bahkan 47 persen dari ibu hamil turut mengalami hal yang sama.

Anemia menyebabkan pertumbuhan janin di kandungan tidak subur dan menyebabkan stunting.

Stunting menjadi ancaman serta hambatan bagi Indonesia menyambut bonus demografi di 2045. Bayi stunting dipastikan bertubuh pendek sehingga tidak memiliki kesempatan menjadi anggota TNI/Polri.

Mereka juga memiliki daya intelektual rendah, daya ingatnya kurang dan sulit bernalar logika.

Di usia 45, mereka akan mengalami kegemukan di tengah (sentra obesitas) yang menyebabkan mudah sakit-sakitan terserang kencing manis, stroke dan darah tinggi.

“Jika tidak bisa kita atasi, maka kesempatan emas memanfaatkan bonus demografi akan lewat dan sulit mengejar kesempatan kedua. Kemunculan generasi yang kurang produktif harus dihindari dengan penurunan angka stunting,” sambung Hasto.

Mewajibkan dan mensyaratkan calon mempelai menjalani kesehatan tiga bulan sebelum pra nikah sebagai upaya untuk peningkatan asupan gisi selama tiga bulan atau sebelum kehamilan pertama.

Perempuan dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 Cm boleh menikah, tetapi kalau mau hamil harus dinaikkan dengan pemenuhan gizi agar anak yang dikandung tidak stunting

“Ini menjadi syarat menikah, namun hasilnya tidak menjadi halangan melangsungkan pernikahan,” tegas Bupati Kulon Progo periode 2011-2019.

Secara nasional, akan ada 600 ribu tim pendamping yang tersebar di 14 ribu KUA yang akan memberi pendampingan.

Menag Yaqut Cholil Qoumas menegaskan bahwa pencegahan stunting ini tidak lagi sekedar perintah negara, namun sebenarnya perintah agama.

Kemenag memastikan 55 ribu penyuluh agama akan diberdayakan mensosialisasikan tradisi baru ini.

“Pembinaan kepada calon pengantin di KUA dipastikan menjadi bagian penting dari program kerja Kemenag. Presiden Jokowi menegaskan ketahanan keluarga merupakan fondasi kemajuan negara,” katanya.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan keberhasilan penurunan stunting di daerahnya karena munculnya kerjasama lintas sektoral. Program penurunan stunting melalui pemberian dana Rp50 juta per dusun per tahun.

“Total anggaran yang kita kucurkan Rp46,5 miliar dengan 933 Posyandu dengan 1.200 tim pendamping sebagai ujung tombaknya,” tutup Halim. (Set)

Leave a Reply