Koran Jogja – Pandemi Covid-19 membuat perubahan yang sangat drastis di semua bidang di dunia, tak terkecuali dunia pendidikan. Sekolah, perguruan tinggi dan lembaga pendidikan diminta untuk melakukan penyesuaian dalam melangsungkan kegiatan belajar mengajar.
Namun memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, setengah dari populasi siswa di tingkat global masih terdampak penutupan sekolah yang berpotensi menyebabkan hilangnya proses pembelajaran siswa.
Tidak hanya siswa, orangtua dan keluarga juga menghadapi sejumlah tantangan. Selain itu, perkembangan dunia digital dan cepatnya arus informasi bergulir menambah cepatnya laju disrupsi dunia pendidikan yang semakin tidak mengenal sekat ruang dan waktu. Pertanyaan pun muncul: Apakah kita benar-benar sudah siap menghadapinya? Bagaimana cara kita mempersiapkan diri?
Diluncurkan pada Maret 2021, EdHeroes hadir untuk memberikan jawaban melalui gerakan yang berfokus memberikan paradigma baru atas berbagai tantangan yang muncul di dunia pendidikan.
Menggabungkan nilai-nilai fundamental kekeluargaan, diskusi serta sosialisasi kebijakan dan peraturan, hingga pemikiran sosok aktivis pendidikan dan ikon pemuda yang senantiasa aktif menggaungkan literasi, EdHeroes diharapkan menjadi wadah bagi para pelajar dan mahasiswa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pengusaha yang bergerak di bidang pendidikan, filantropi, dan pemerintah di berbagai negara untuk bersama-sama menciptakan ekosistem pendidikan global yang lebih baik.
Kini, EdHeroes akan diadakan di Asia dengan Indonesia sebagai negara penyelenggara pertama yang akan membuka rangkaian EdHeroes di negara Asia lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Laos, Jepang, India, Taiwan, dan Turki.
Acara akan diselenggarakan pada tanggal 16 Oktober 2021 yang akan menghadirkan pembicara dari berbagai belahan dunia diantaranya Dr. Osama Obeidat selaku CEO Queen Rania Teacher Academy dari Jordania, Harry Patrinos selaku Practice Manager World Bank Education dari Amerika Serikat, Fabien Roudier selaku People Analytics and Global Projects Manager, Institution for a Global Society Corporation (IGS) dari Jepang, dan banyak lagi.
Tidak hanya pembicara dari mancanegara, sejumlah tokoh pemuda, kepala daerah, aktivis pendidikan, juga turut ambil bagian dalam acara ini diantaranya Angkie Yudistia selaku Staf Khusus Presiden RI, Najeela Shihab selaku Pendiri Sekolah Murid Merdeka, Butet Manurung selaku Co-Founder dan Direktur Sokola Rimba, Seto Mulyadi selaku Ketua LPAI, Puteri Komarudin selaku Anggota DPR RI, hingga Hendrar Prihadi selaku Walikota Semarang.
Sejumlah menteri juga akan mengisi sesi ministerial talk yang akan berbicara tentang kebijakan dan pendidikan. Selain itu, EdHeroes Asia Indonesia Chapter juga menggandeng komunitas anak muda seperti ID Next Leader untuk membantu menyukseskan acara ini.
Sebagai gerakan pendidikan global, Dewan Penasehat EdHeroes Cecilia Vaca Jones dari Bernard van Leer Foundation di Belanda mengatakan pandemi telah menunjukkan betapa cepat semua stakeholder bisa beradaptasi dan EdHeroes akan mendukung sepenuhnya untuk membuka akses seluas-luasnya bagi anak muda yang ingin maju.
“Kami harap kami bisa bekerja sama (dengan EdHeroes Asia Indonesia Chapter) untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak dimanapun mereka berada,” katanya.
Senada dengan hal itu, Suchetha Bhat dari Dream a Dream (India) menyatakan anak-anak di berbagai belahan dunia menghadapi krisis yang tak terduga dan sistem pendidikan yang ada saat ini belum mengakomodir kebutuhan mereka untuk menjawab tantangan-tantangan yang muncul.
“Tantangan-tantangan yang muncul –utamanya bagi pelajar yang masih mengalami kesulitan mendapatkan akses pendidikan yang layak, hanya bisa dihadapi jika orang-orang dan komunitas dari seluruh dunia saling bergandengan tangan dan berkolaborasi dalam komitmen untuk membuat paradigma baru di dunia pendidikan yang memberikan manfaat bagi pelajar di seluruh dunia. Kami melihat potensi inilah yang dimiliki EdHeroes Asia Indonesia Chapter,” ujarnya.
Mengangkat tema “Unveil the Future of Education in Asia”, Farhannisa Nasution selaku Project Chairwoman EdHeroes Asia Indonesia Chapter dan Presiden Direktur TERANGkum selaku penyelenggara mengungkapkan pandemi menunjukkan betapa cepatnya perubahan terjadi dan terlepas dari segala tantangan, setiap orang bisa beradaptasi dengan empati, kreatifitas, kecekatan, dan kolaborasi yang baik agar tetap relevan dengan segala perubahan yang ada.
Perempuan yang juga berprofesi sebagai seorang jurnalis dan News Anchor ini pun percaya acara ini bisa berkontribusi untuk menemukan paradigma baru di dunia pendidikan dan menjadi gerakan peduli Pendidikan yang berdampak masif di Asia.
“Kami percaya siapapun yang pertama menemukan paradigma baru yang relevan dengan perubahan jaman, akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Dan EdHeroes Asia Indonesia Chapter adalah permulaannya,” ungkapnya.
Senada dengan hal tersebut, Indra Dwi Prasetyo selaku Chief of Production mengungkap sejumlah tantangan dalam mempersiapkan acara diantaranya menyesuaikan waktu dengan pembicara mancanegara.
“Kompleks dan menantang. Pertama, kami harus dealing dengan speaker dengan latar belakang dan zona waktu yang berbeda, hingga tantangan teknis dimana kami mengumpulkan 80 pembicara se-Asia dalam satu forum. Para pembicara tersebar mulai dari para pembuat kebijakan, pimpinan start-up, aktivis pendidikan hingga akademisi. Walaupun terlihat kompleks, semua bisa kami susun dengan rapi sehingga ini menjadi acara yang tidak boleh dilewatkan di tahun 2021 ini!” pungkasnya. (rls)