Sleman, Koran Jogja – Pesawat kebanggaan Indonesia selama dua dekade lalu, N 250 Gatotkaca menjadi koleksi pesawat ke-60 Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla ) Lanud Adisutjipto Daerah Istimewa Yogyakarta. Dikirim dari Bandung, Gatotkaca tiba Jumat (21/ 8) pagi.
Kadispen TNI AU Marsma Fajar Adriyanto mengatakan perjalanan sejauh 560 Km yang ditempuh N250 Gatotkaca lewat tol Pantura adalah perjalanan terakhir pesawat ciptaan BJ Habibie yang lahir 1995.
“Ini adalah satu-satunya pesawat terbang karya anak bangsa dan tidak berlanjut produksi karena krisis moneter dunia 1998. Berangkat dari Bandung Kamis (20/8) dini hari, kita tiba Jumat pukul 04.50 WIB,” katanya.
Menjadi perhatian masyarakat, baik saat melintas maupun beristirahat, perjalanan N250 Gatotkaca yang dikawal 80 personel ini bukan semulus seperti yang direncanakan. Pasalnya dua gerbang tol yaitu Kali Kangkung dan Banyu Manik terlalu rendah untuk dilewati bodi pesawat.
Untuk mengatasi ini, Fajar mengatakan roda truk trailer yang mengangkut bagian tubuh harus digembosi dulu dan setelah aman melintas roda dipompa kembali. Menurut Fajar ketinggian yang lebih rendah beberapa centi dari tinggi bodi pesawat luput dalam perencanaan.
“Tapi secara keseluruhan perjalanan berjalan lancar dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu,” katanya.
Selama satu minggu kedepan, Fajar mengatakan timnya akan merakit ulang N250 dan menempatkan N250 Gatotkaca jejeran paling depan pada kolesi pesawat milik Muspusdirla.
Letak terdepan ini menurut Fajar sebagai upaya mendekatkan N250 Gatotkaca ke masyarakat. Dengan melihat dan merasakan langsung, diharapkan tumbuh semangat untuk membangkitkan kembali dunia kedirgantaan Indonesia.
Lahir dan terbang pada peringatan ke-50 tahun Indonesia merdeka, N250 Gatotkaca saat itu dikenal sebagai pesawat penumpang baling-baling tercangih. Pesawat yang dirancang BJ Habibie ini di dalamnya terpasang fly by wire system, yang saat itu adalah teknologi canggih untuk pesawat.
Tidak hanya itu N250 juga menerapkan full glass cockpit with engine instrument and crew alerting system (EICAS), dan engine control with full autorithy digital engine control (FADEC).
Dikenalkan ke dunia dalam gelaran Paris Air Show 1997, N250 Gatotkaca berhasil memukau dunia dan Indonesia mendapatkan nama besar. Namun sayangnya hantaman krisis moneter di tahun berikutnya menjadikan produksi Gatotkaca tidak berlanjut.
Akibatnya sejak diproduksi hingga sekarang, lebih dari dua decade, N250 Gatotkaca teronggok di hangar milik PT Dirgantara Indonesia. Barulah melalui Surat Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (SKEP) Nomor 284/VIII/2020 tanggal 14 Agustus 2020 tentang pesawat ini dihibahkan ke Muspusdirla.(set)