Minggu, 8 September 2024
Koran Jogja

Tiga Proyek Nasional di Yogyakarta Dikerjakan 2021

Koran Jogja – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki tiga Proyek Prioritas Strategis  yang akan dikerjakan pada 2021 mendatang. Proyek tersebut yakni pembangunan Jogjakarta Outer Ringroad (JORR), penyelesaian konstruksi  Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) serta penyelesaian Pelabuhan Tanjung Adikarto.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X proyek tersebut apabila dilaksanakan dengan baik, hasilnya akan mampu mengoptimalkan potensi yang ada. Proyek strategis tersebut diharapkan mampu memberikan pemanfaatan Bandara YIA.

“Masing-masing proyek memiliki nilai strategis dan saling mendukung, utamanya untuk mendukung operasionalisasi bandara. Ketiganya ini nanti akan terintegrerasi dengan YIA,” katanya Rabu (4/3).

Sri Sultan mengatakan konektifitas terintegrasi dengan YIA perlu dilakukan. Hal ini karena potensi YIA untuk meningkatkan pembangunan pada berbagai sektor sangat tinggi. Seperti misalnya penyelesaian konstruksi JJLS yang akan memperkuat ketahanan ekonomi.

JJLS diprediksi akan meningkatkan devisa pada sektor pariwisata menjadi 30 miliar USD pada 2024 nanti. Selain itu juga akan mampu meningkatkan wisatawan nusantara sebanyak 350-400 juta, dan wisatawan mancanegara sebanyak 22,3 kunjungan.

“Dari total panjang 115,07 km, saat ini sedang berjalan sebesar 56% atau sekitar 65 km. Jadi kita memiliki target menyelesaikan 2 lajur sepanjang 51 km, dengan estimasi biaya sekitar 1.3 triliun,” katanya.

Sedangkan untuk proyek JORR akan mengintegrasikan YIA, Kulon Progo dan Candi Borobudur. Nantinya, JORR akan dibangun sepanjang 113,413 km dengan estimasi dana 5,84 triliun.

Sepanjang 47,48 km di sisi selatan atau Bantul, akan terdiri dari jalur Sentolo – Imogiri sepanjang 22 km, Imogiri – Piyungan sepanjang 16,325 km dan Piyungan- Kalasan sepanjang 9.1 km. Sementara sisi utara atau wilayah Sleman akan ada jalur sepanjang 65.933 km dengan rincian Sentolo – Minggir 16,45 km, Minggir – Tempel 14.217 km, dan Tempel – Prambanan 35.257 km.

“Khusus untuk ruas Tempel – Prambanan, sudah kita tingkatkan statusnya  menjadi jalan nasional,” ujar Sri Sultan.

Terkait Pelabuhan Tanjung Adikarto, pembangunan pelabuhan ini akan mampu meningkatkan produksi perikanan tangkap sebesar 10.10 juta ton pada 2024 mendatang. Dengan begitu, ekspor hasil perikanan akan meningkat menjadi USD 8 miliar.

“Tanjung Adikarto akan mengintegrasi pelabuhan perikanan dan fish market bertaraf internasional. Untuk itu yang kita butuhkan saat ini adalah konstruksi pemecah gelombang dengan estimasi biayanya sekitar 447 miliar,” ujarnya.

Kepala Bappeda DIY, Budi Wibowo mengatakan ketiga proyek tersebut dipilih karena bisa membuka akses masuk DIY. Dengan kemudahan akses, tentunya peluang investasi akan meningkat.

“Jika tiga hal tersebut tidak kita kerjakan terutama untuk JJLS, maka dikhawatirkan DIY tidak akan lagi menarik di mata turis,” katanya.

Budi optimis bisa memulai proyek tersebut sesuai target. Menurutnya pihak kementerian sudah menyambut baik usulan proyek tersebut. Pendanaan pun menurut Budi akan disetujui oleh pusat.

“Kita sudah ketemu salah satunya dengan Menteri Kelautan terkait Tanjung Adikarto. Mereka menyambut baik. Kendala pembangunan breakwater yang belum sesuai sudah kita pecahkan. Ada teknologi yang sesuai untuk membangun breakwater. RPJMD kita kan sampai 2022, masak kita tidak punya pelabuhan yang representatif sih. Jadi targetnya 2021 bisa tercapai lah,” papar Budi.

Budi mengatakan seluruh proyek tersebut sudah digodog secara matang hingga teknis terkecilnya. Namun, Budi mengungkapkan, hal tersebut belum tentu berjalan dengan lancar apabila tidak ada kesiapan dari OPD-OPD terkait. Harus ada kerjasama dari stakeholder dengan maksimal.

“Tujuan dari pembngunan ini adalah menyejahterakan masyarakat. Jika JJLS dan JORR jadi, akses jalan bagus, investasi naik, maka masyarakat yang merasakan manfaat. Jika pelabuhan jadi, nelayan bisa melaut seauh 40 mil dan itu mampu meningkatkan ekonomi,” pungkasnya.(dho/sip)

Leave a Reply