Yogyakarta, Koran Jogja – Tim Matching Fund Kedaireka Dikti Universitas Negeri Yogyakarta dinilai sukses menjalankan tugas pengabdian kepada masyarakat melalui program peningkatan kapasitas masyarakat Pagerharjo Samigaluh Kulon Progo.
Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan dalam mendukung program Bela Beli Kulon Progo.
Hal itu searah dengan salah satu tugas perguruan tinggi yakni wajib turut serta dalam meningkatkan kapasitas potensi sumber daya manusia.
“Jika semua civitas akademika menjalankan tugas seperti yang dilakukan oleh teman teman dari Tim Matching Fund, predikat menara gading bagi perguruan tinggi tentu akan terhapus,” kata Dr. Ali Muhson, M.Pd, Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, dalam acara Monitoring Evaluasi (monev) Luaran Matching Fund Kedaireka yang digelar di hotel Grand Rohan Yogyakarta, yang digelar pada Minggu, (16/10) lalu.
Peran perguruan tinggi, tambah Dr. Ali, adalah dapat mendidik masyarakat baik secara langsung dengan turun ke masyarakat ataupun tidak langsung dengan menciptakan produk inovatif ataupun juga melakukan inventarisasi potensi ekonomi dan kekayaan budaya desa melalui riset-riset berbasis kearifan lokal.
Karena itu, sinergi diantara civitas akademika menjadi salah satu hal yang tidak boleh ditinggalkan. Apalagi tim Matching Fund ini terdiri dari Dosen serta mahasiswa yang berasal dari tiga fakultas yang berbeda, yakni Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Teknik.
“Ini menandakan, pada tim ini sinergi berjalan baik. Apalagi diantara banyak tim di fakultas yang saat ini menjalankan tugas pengabdian, tim inilah yang paling sering berkonsultasi dengan kami,” puji Dr. Ali.
Ketua Tim Matching Fund, Dr. Kiromim Baroroh, M.Pd., menyampaikan apresiasinya pada seluruh personil tim juga seluruh stakeholder desa Pagerharjo, baik pengurus desa, pengurus dan anggota BUMDES maupun Kelompok Wanita Tani di Pagerharjo.
Karena keberhasilan pelaksanaan program yang dilaksanakkan sepanjang bulan Agustus hingga Oktober 2022 itu tidak lepas dari kerja sama banyak pihak tersebut.
“Tidak lupa kami sampaikan terima kasih pada pihak Dekanat dan Universitas atas dukungannya kepada kami,” ujar Dr. Kiromim.
Pada acara monev tersebut juga diadakan laporan masing masing kegiatan yang dilakukan oleh masing masing tim fakultas. Perwakilan dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) , Dr. Eva Imania, M.Pd yang menggelar pelatihan capacity building bagi anggota KWT.
“Kegiatan ini berupaya untuk meningkatkan potensi masyarakat, utamanya perempuan supaya mereka lebih berdaya dalam menjalankan tugasnya,” jelas Dr. Eva yang merupakan Dosen prodi Bimbingan dan Konseling ini.
Dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Dr. Aprilia Tina Lidyasari, M.Pd., memberikan pelatihan manajemen konflik. Pentingnya mengelola konflik yakni mulai proses resolusi konflik untuk menciptakan solusi dengan memanfaatkan konflik sebagai sumber inovasi dan perbaikan.
“Supaya pelatihan berjalan efektif, kami membagi peserta pelatihan menjadi 4 tim kecil dan belajar sebuah kasus. Peserta pelatihan kami latih untuk mendesain strategi yang bisa digunakan dalam menyelesaikan konflik untuk menghasilkan resolusi yang diterima oleh kedua belah pihak yang terlibat konflik,” jelas Dr. Aprilia.
Sementara itu, Dosen Fakultas Teknik, Dr. Ir. Sutopo, M.Pd. menjelaskan kegunaan mesin pemarut singkong yang disumbangkan untuk warga desa Pagerharjo. Pemarutan merupakan salah satu tahapan penting dalam proses pengolahan singkong.
Mesin lain adalah mesin pullper dan perajang , “mesin ini merupakan hasil kreatifitas tim matching fund dan mahasiswa kami di Fakultas Teknik UNY,” jelas Dr. Ir. Sutopo.
Sementara itu, direktur Bumdesa Binangun Raharjo Pagerharjo Samigaluh, Sri Hardani mengucapkan terima kasih atas banyak kegiatan tim Matching Fund yang dilangsungkan di desanya.
“Banyak manfaat yang kami rasakan. Potensi individu dan kelompok juga semakin dirasa meningkat berkat adanya pelatihan yang dilakukan tim mathcing fund,” paparnya. (rls)