Yogyakarta, Koran Jogja – Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) memberikan penghargaan terhadap 396 instansi dan atau perorangan dalam Anugerah Bapeten 2023 yang digelar di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Selasa (22/8).
Deputi Bidang Perizinan dan Inspeksi Bapeten, Zainal Arifin, mengatakan ajang Anugerag Bapeten 2023 di Yogyakarta ini merupakan event tahunan yang digelar sejak 2015.
Dalam perhelatan 2023 ini mengusung tema Pengawasan Tenaga Nuklir Menyongsong PLTN sebagai Pilihan Transisi Energi Menuju Net Zero Emission.
“Total penerima Anugerah Bapeten Tahun 2023 ini sebanyak 396 instansi dan atau perorangan,” katanya, Selasa (22/8).
Pada Anugerah Bapeten 2023 ada sebanyak enam kategori, di antaranya Pemegang Izin bidang Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif.
Kemudian juga Petugas Proteksi Radiasi bidang Fasilitas Radiasi dan Zat Radioakti, Petugas Deklarasi Protokol Tambahan, Pengurus Bahan Nuklir Terbaik.
Selanjutnya, Petugas Pengurus Bahan Nuklir Teraktif dan Laboratorium Dosimetri Eksterna yang memiliki komitmen dan performa sangat baik dalam Keselamatan Radiasi dan/atau Keamanan Sumber Radioaktif serta dalam hal penerapan optimisasi keselamatan radiasi pada pasien radiologi.
Zainal menyebut untuk penghargaan kepada Pemegang Izin diberikan kepada sebanyak 173 instansi medik.
Selanjutnya, 173 untuk instansi penelitian dan industri dan 38 instansi untuk kategori Optimisasi Keselamatan Radiasi pada Pasien Radiologi serta 4 Laboratorium Dosimetri Eksternal.
Penghargaan juga diberikan kepada 5 orang Petugas Proteksi Radiasi (PPR), 1 orang Petugas dalam Aspek Safeguards dan Protokol Tambahan dan 1 orang Pengurus Bahan Nuklir Terbaik serta 1 orang Petugas Pengurus Bahan Nuklir Teraktif.
Sugeng berharap perhelatan ini bisa memicu dan memacu kesadaran pemegang izin mengenai pentingnya aspek keselamatan dan keamanan nuklir.
Harapan lainnya yakni supaya mendorong semakin meningkatnya level budaya keselamatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Plt Kepala Bapeten, Sugeng Sumbarjo menyampaikan Indonesia ditargetkan sudah mempunyai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pada 2032 mendatang untuk memenuhi kebutuhan energi tanpa polusi.
Sugeng Sumarjo mengatakan, saat ini masih ada waktu sekitar delapan tahun untuk mempersiapkannya. Salah satunya terkait perizinannnya.
“Masih ada cukup waktu mengejar target kalau perizinan diajukan pada 2024 mendatang. Karena perizinan itu butuh lima tahun,” paparnya.
Sugeng mengungkapkan, ketika PLTN ini dibangun di Indonesia maka akan ada berbagai keuntungan yang diperoleh.
Sebab satu PLTN setara dengan 20 pembangkit listrik tenaga batu bara. Sebagaimana diketahui pembangkit listrik tenaga batu bara itu tak bisa lepas dari polusi. (*)