Gunungkidul, Koran Jogja – Anggota MPR RI Cholid Mahmud mengatakan kehidupan berbangsa dan bernegara telah mengantarkan bangsa Indonesia pada kondisi yang dinamis baik secara nasional maupun internasional.
“Secara nasional, proses politik dan kepentingan politik sering membawa kepada friksi yang tajam antar komponen bangsa,” katanya dalam sosialisasi MPR mengenai Pancasila dalam kehdupan bermasyarakat dan bernegara di Balai Desa Jurang Jero, Ngawen, Gunungkidul.
Cholid mengatakan friksi tersebut sering sulit untuk didekatkan sehinggga menjadikan suasana sosial politik yang tegang.
Menurutnya, ketegangan muncul dan terekspresikan dalam media sosial, ujaran dan diskusi-diskusi formal maupun tingkat angkringan. Selain itu orientasi ekonomi menimbulkan suasana kurang nyaman.
Cholid mengatakan pemerintah lebih memihak kepada pemodal kuat dan pemodal asing untuk investasi strategis. Suasana dan orientasi sosial politik dan sosilogis ini jika dibiarkan akan mengarah kepada pembelahan sosial dan mengarah kepada perpecahan bangsa.
“Di sinilah peran anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat sangat penting dan strategis untuk selalu mengingatkan agar kehidupan bernegara berbangsa dan bermasyarakat selalu dalam koridor nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.
Cholid menyebut kedudukan Pancasila dalam negara Kesatuan Republik indonesia memiliki empat kedudukan penting, sebagai dasar dan ideologi negara, filosofische gronslag, pandangan hidup dan pemersatu bangsa.
Sebagai Dasar Negara berarti Pancasila menjadi dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara bagi seluruh warga negara Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi negara, dapat dimaknai sebagai sistem kehidupan nasional yang meliputi aspek etika atau moral, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan dalam rangka pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa yang berlandaskan dasar negara. “Dengan segala upaya dan usaha dengan berbagai sektor pemerintah dan masyarakat harus diupayakan,” ucapnya.
Sedangkan sebagai filsafat, Pancasila menjadi pondasi yang menyangga bangunan Negara agar kokoh, sekaligus merekat segala perbedaan menjadi satu kesatuan. “Perbedaan kesukuan bahasa dan wilayah dan faktor sosiologis lainnya merupakan keistimewaan bangsa Indonesia dan disatukan dalam filosofi ini,” katanya.
Cholid mengatakan, Pancasila sebagai ideologi negara, dapat dimaknai sebagai sistem kehidupan nasional yang meliputi aspek etika atau moral, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan dalam rangka pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa yang berlandaskan dasar negara.
“Etika moral sosial budaya ini sekarang teruji dengan interkasi-interkasi yang semakin terbuka dengan kemajuan teknologi. Kemajuan ini diharapkan menguatkan nilai etika moral bukan menggerus nilai-nilai luhur ini,” paparnya.
Acara ini juga dihadiri oleh tokoh dan pemuda di Kapanewon Ngawen dan sekitarnya. (*)