Gulir ke Bawah untuk baca artikel
Yogyakarta

Bertema Pagebluk, Sembilan Karya Terbaik Terpilih

16
×

Bertema Pagebluk, Sembilan Karya Terbaik Terpilih

Share this article
koran jogja

koran jogja

Yogyakarta, Koran Jogja – Sebanyak sembilan karya anak-anak dalam gelaran lomba menggambar bertema pandemi Covid-19 ditetapkan sebagai karya terbaik dari 72 karya yang dikirimkan oleh 59 peserta. Seluruh karya bakal dipamerkan secara virtual melalui berbagai platform media sosial.

Melalui rilis Selasa (19/1), Ketua Perspektif Yogyakarta, penyelenggara lomba menggambar bertema ‘Kisah Anak-Anak tentang Pandemi Covid-19’, Sri Hartaning Sih sejak dibuka 25 November 2020 dan ditutup 30 Desember 2020 tercatat 59 anak berpartisipasi.

“Dari sebanyak 72 karya, tiga dewan juri yang terpilih memilih karya terbaik dari sisi aspek penilaian yang meliputi edukatif, inspiratif, dan ekspresif,” kata Hartaning.

Diselenggarakan secara virtual, lomba menggambar kategori anak-anak sebagai upaya memulihkan kehidupan mereka yang karut marut akibat pandemi Covid-19. Dampak dari pagebluk ini tidak hanya terhadap orang dewasa saja, namun juga berdampak pada anak-anak.

Selama pandemi, anak-anak kurang mendapatkan perhatian serius. Padahal, selama menjalani kehidupan dalam situasi tidak normal sejak pandemi melanda, mereka banyak kehilangan dunia yang seharusnya bisa dinikmati bersama. Mereka tidak lagi bisa bersekolah, tidak bisa bermain dan bersosialisasi dengan teman-teman mereka.

“Kami ingin anak-anak tetap dapat menikmati celah dunianya, yaitu dengan cara mengekspresikan perasaan, pikiran, imajinasi, dan pengalaman atau apapun yang mereka rasakan dan alami selama berada di rumah saja dengan menerapkan protokol kesehatan,” jelasnya.

Karena itu Perspektif Yogyakarta membuat gelaran dengan mengajak anak-anak mengekspresikan ide, mengeksplorasi imajinasi, keinginan. Dengan begitu karya mereka juga menjadi terapi.

Tiga dewan juri yang terdiri Hindrik Schreuder, Kuss Indarto dan Agoes Widhartono menetapkan sembilan karya terpilih terbagi dalam tiga kategori.

Masing-masing kategori dipilih tiga karya, yaitu Kategori A (prasekolah difabel/nondifabel), Kategori B (kelas 1-3 SD/SLB), dan Kategori C (kelas 4-6 SD/SLB).

Tiga karya terpilih Kategori A, berjudul “Di Rumah Saja” karya Syifa Maulida Basuki (difabel down syndrome); “Awas Corona” karya Dinda Putri Irena; dan “Pesawat Indonesia” karya Abell Young Johakartono (difabel disleksia).

Tiga karya terpilih Kategori B adalah “Aku dan Corona” karya Keenan Mahmoud Ahmad Alkhasawneh; “Membantu Bunda Semasa Pandemi” karya Salsabila Zayani; dan “Melawan Corona” karya Keenar Myesha Sezja Setiawan.

Sedangkan tiga karya terpilih Kategori C yaitu “Beternak Ayam” karya Albert Barret Purba (difabel tuli, tuna wicara, low vision); “Menyalurkan Bakat di Masa Pandemi” karya Kamila Putri; dan “Pasien Covid 19” karya Dhafira Rizki Amalia.

“Sebanyak 59 buah gambar, dipamerkan secara virtual pada kanal YouTube Perspektif Yogyakarta dan Ons TV. Selain itu, juga diabadikan dalam buku eksklusif,” pungkas Hartaning.(set)