Yogyakarta, Koran Jogja – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memaparkan penyebab rentetan awan panas guguran yang terjadi pada Rabu (9/3) malam sampai Kamis (10/3) pagi.
“Hingga pukul 06.00 pagi ini, tercatat 16 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal kurang lebih 5 km ke arah tenggara yaitu di alur Kali Gendol,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, secara online.
Awan Panas guguran ini menyebabkan hujan abu ke beberapa tempat terutama di sisi barat laut Gunung Merapi sejauh maksimal 13 Km.
Ia mengatakan jarak awan panas guguran arah tenggara ini jauh lebih panjang dibandingkan dengan kejadian yang masa pada Juni 2021. Saat itu jarak luncur awan panas guguran hanya 3 Km.
Mengenai penyebab terjadinya awan panas guguran, Hanik menerangkan saat ini Gunung merapi memiliki dua kubah aktif yaitu kubah lava tengah dan kubah lava barat daya.
“Sisi tengah kubah akan terus tumbuh sedangkan di kubah barat daya stabil,” jelasnya.
Kemunculan awan panas disebabkan dorongan magma terus-menerus dalam jumlah yang tidak konsisten di kubah lava tengah. Karena dinding sisi tenggara kemudian mengalami ketidakstabilan dan runtuh.
Dari indikasi guguran yang terjadi, Hanik mengatakan indikasi suplai magma ke permukaan tidak cukup kuat.
Berdasarkan analisis foto udara 20 Februari 2022 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.578.000 m3 dan kubah tengah sebesar 3.228.000 m3.
“Arah ke Kali Gendol memiliki ketidakstabilan lebih tinggi karena adanya perengan yang menjadi hulu sungai. Namun status Merapi masih belum membahayakan penduduk di luar area yang radius bahaya yang kita tentukan yaitu 5 Km,” katanya.
Aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi dimana guguran terjadi rata-rata sebanyak 140 kali/hari.
Aktivitas vulkanik internal juga masih tinggi ditunjukkan oleh data seismisitas dan deformasi.
Seismisitas internal (VTB dan MP) terjadi lebih dari 5 kali/hari, sedangkan laju deformasi EDM RB1 sebesar 3,5 mm/hari.
Sedangkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan – barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 Km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 Km.
“Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 Km dan Sungai Gendol 5 km. Berdasarkan jarak luncur awan panas guguran tadi malam, diperkirakan ada sejuta meter kubik material lepas,” jelasnya.
Hanik meminta kepada masyarakat ditengah tingginya curah hujan, kewaspadaan ditingkatkan terutama di hulu sungai sebagai antisipasi lahar dan awan panas. (Set)