Selasa, 15 Oktober 2024
Koran Jogja

Bupati Bantul Ke Petani Bawang, Ada Uang Ada Barang

 

Bantul, Koran Jogja – Bupati Bantul meminta kalangan petani bawang merah untuk lebih berhati-hati dalam transaksi pembelian hasil panen. Dirinya meminta agar kasus petani di Dusun Nawungan, Desa Selopamioro tidak terulang lagi.

“Jangan sampai petani dimainkan hingga dirugikan pedagang yang tidak bertanggung jawab. Hati-hati bertransaksi dengan siapapun. Pokoknya ada uang ada barang,” katanya Sabtu (4/9).

Pesan disampaikan Halim ke kalangan petani bawang yang melaksanakan panen di Bulak Malangan, Desa Srigading, Kecamatan Sanden. Petani di sini menanam vaireta bawang merah Tajuk yang mampu menghasilkan panenan 15 ton per hektar dengan harga jual Rp13-15 ribu per kilonya.

Dengan kualitas panenan bawang merah Bantul, terlebi hasil dari area persahaan Kecamatan Sanden yang sudah diakui pasar, Halim mengaku banyak pedagang besar luar kota yang mengincarnya.

“Kesejahteraan petani dimulai dari sistem pemasaran hasil panennya. Jika harga dari pembeli dianggap sepadan dengan produknya, lepas saja. Asalkan syaratnya harus langsung dibayar,” ungkapnya.

Halim juga mengatakan selama ini dirinya tidak pernah sekalipun membawa pembeli untuk bertransaksi dengan petani bawang. Termasuk juga kalangan pembeli yang hari ini hadir saat panen raya.

“Ini dicatat ya, saya tidak undang pedagang. Saya tidak tahu siapa yang undang,” tegasnya.
Bendahara Forum Komunikasi Petani “Ngremboko Nir Sambikala” Desa Srigading Abdul Mukid mengatakan keberadaan kelompok ini salah satu tujuannya melindungi petani bawang merah dari pedagang nakal.

“Anggota kelompok bisa berkomunikasi terkait pedagang yang akan membeli panen bawang merah sehingga petani tidak dirugikan dengan ulah pedagang yang tak bertanggung jawab,” ucapnya.
Mukid mengatakan panen pada masa tanam (MT) kedua bagus dengan capaian produksi 15 ton per hektar. Naik 5 ton dari panenan musim tanam pertama.

Diberitakan kalangan petani bawang merah di Dusun Nawungan, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri mengalami kerugian besar karena hasil panenannya tidak dibayar oleh pembeli. Mereka sudah mengadu ke Dinas Pertanian namun sampai sekarang belum terselesaikan.(set)

Leave a Reply