Gunungkidul, Koran Jogja – Kabupaten Gunungkidul kaya akan destinasi wisata yang berkelas dan bahkan tingkat dunia. Salah satunya yakni Gunung Api Purba Nglanggeran yang berada di Padukuhgan Nglanggeran Wetan, Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk.
Gunung Api Purba Nglanggeran ini sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia yang merupakan salah satu Geosite dari 13 Geosite Geopark Gunungsewu di Kabupaten Gunungkidul. Dari sisi pariwisata, pun juga telah diakui dengan beberapa prestasinya yang telah dicapai. Yakni Desa Wisata Nglanggeran yang mendapatkan penghargaan ASEAN Sustainable Tourism Award diberikan di Chiang Mai, Thailand pada 26 Januari 2018 silam.
Gunung Api Purba ini memiliki ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl), membuatnya menjadikan salah satu magnet untuk wisatawan yang memiliki ketertarikan dalam wisata alam. Orang-orang yang belum mempunyai pengalaman matang dalam melakukan pendakian gunung pun dapat menjangkaunya.
Untuk melakukan pendakian sampai ke puncaknya, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) telah membuat jalur untuk mengaksesnya dengan mudah. Hanya perlu waktu sekitar 60 menit saja untuk sampai ke puncaknya yang dikenal dengan sebutan Gunung Gedhe.
Di puncak Gunung Gedhe ini merupakan spot untuk melihat sunrise. Untuk itu disarankan ketika ingin menikmatinya, pengunjung memulai pendakian sekitar pukul 05.00 WIB agar tak kehilangan momen.
Selain menikmati sunrise, di spot ini wisatawan bisa menikmati kemegahan Gunung Lima Jari. Sebuah pemandangan gunung yang bentuknya mirip dengan jari manusia. Wisatawan akan dibuat semakin takjub dengan keindahan Embung Nglanggeran yang dikelilingi dengan perkebunan buah.
Tak habis di situ, bagi mereka yang ingin bermalam atau camping juga bisa mendirikan dome atau tenda. Spot camping ini berada tepat di bawah spot Gunung Gedhe, yang berupa tanah cukup luas untuk berlindung dari angin kencang. Sore menjelang malam, ketika cuaca cerah wisatawan pun bisa menikmati sunset.
Setelah selesai menikmati Gunung Api Purba Nglanggeran, destinasi di sekitarnya yang masih berada di Desa Nglanggeran pun sayang bila dilewatkan. Di desa ini terdapat beberapa kelompok yang sudah terintegrasi untuk menyambut wisatawan.
Yakni dari mulai kelompok pertanian yang mana mengajak wisatawan untuk belajar bercocok tanam padi, kelompok susu kambing etawa yaitu wisata edukasi pembelajaran bagaimana memproses susu kambing dari mulai pemerasannya sampai bisa dikonsumsi. Ada pula kelompok yang mengelola produk cokelat.
Di kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran ini ada beberapa tempat pengolahan cokelat. Di antaranya Taman Teknologi Pertanian (TTP) yang berada di dekat Embung Nglanggeran, Griya Cokelat, dan juga Omah Kakao.
Di tempat pengolahan itu, wisatawan dapat belajar bagaimana memproses biji kakao menjadi sebuah produk, seperti susu, minuman cokelat, permen cokelat, sampai cokelat batangan.
Untuk di Griya Cokelat ada paket wisata terkait belajar mengolah dodol Kakao. Proses dari biji cokelat kemudian pemisahan dengan kulit, pengpresan, baru proses resep untuk membuat dodol coklat. Bisa membuat cokelat batangan, sampai membuat bakpia cokelat.
Menariknya untuk bahan baku dari produk cokelat ini didapatkan dari kebun atau pekarangan rumah milik warga sekitarnya. Selain memudahkan dalam produksi, dengan saling terintegrasi ini semakin meningkatkan putaran ekonomi masyarakat setempat.
Warga di sana memang sudah lama membudidayakan tanaman Kakao di kebunnya. Sebelum adanya tempat pengolahan cokelat ini, buah Kakao dijual ke tengkulak atau pasar yang harganya belum terlalu layak.
Namun seiring dengan adanya pengolahan cokelat, buah Kakao dari warga pun diberi harga yang lebih. Pun demikian ketika kualitasnya bagus maka akan menambah nilainya. Sehingga masyarakat pun semakin terdorong untuk merawat tanaman Kakaonya.
Untuk menuju ke objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran ini, jika wisatawan dari arah Kota Yogyakarta maka mengambil rute jalan Yogyakarta-Wonosari ke arah wonosari. Wisatawan akan melewati bukit bintang atau bukit Patuk yang biasanya digunakan oleh para remaja menatap Sunset.
Dari bukit bintang masih naik sampai menemui Polsek Patuk atau bisa juga GCD FM habis tanjakan belok kiri arah ke Stasiun Relay INDOSIAR Desa Ngoro-oro. Ikuti saja jalan mulus itu sampai Puskesmas Patuk II atau biasa disebut Puskesmas Tawang. Kemudian akan sampai Desa Nglanggeran dimana Gunung Api Purba berada. Perkiraan waktu tempuhnya sekitar 40 menit dari Kota Yogyakarta dengan laju kendaraan sekitar 60 sampai 70 kilometer per jam.
Sedangkan dari arah wonosari cukup mudah untuk sampai ke Lokasi Gunung Api Purba. Tinggal belok kanan dari Bunderan Sambi Pitu, kemudian mengambil arah Desa Bobung (desa kerajinan topeng ) kira-kira jarak lokasi Gunung 5 Km dari Sambi Pitu dan 3 Km dari Dusun Bobung. Jalan akses menuju ke sana juga cukup mulus hanya saja sebelum masuk ke Desa Nglanggeran harus melewati tanjakan yang lumayan tinggi.
Untuk tarif masuk ke Gunung Api Purba Nglanggeran antara Rp15.000 sampai Rp20.000. Sedangkan paket wisata terdiri dari beberapa tarif. Yakni paket homestay Rp150 ribu per orang per malam, outbond Rp130 ribu per orang, program paket live in sebesar 250 ribu sampai Rp750 ribu per orang.
Paket wisata live in ini terdiri dari berbagai layanan. Seperti kegiatan belajar kesenian lokal, kreasi janur, hingga membuat api unggun.(rid)