Yogyakarta, Koran Jogja – Munculnya kerumunan di Malioboro pada Minggu (5/9) membuat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) deg-degan. Ditengah status pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang masih level 4, kerumunan ini memungkinan adanya penularan Covid-19.
“Kita sudah ayem. Tingkat penularan per hari sudah 300 ke bawah. Tapi melihat kemarin (kerumunan di Malioboro) deg-degan. Mereka Orang dari luar kota semua, plat dari luar kota. Saya minta ditahan dulu,” kata Sekda Kadarmanta Baskara Aji, di DPRD DIY, Senin (6/9).
Di hari yang sama, Aji mengaku dirinya juga mendapatkan laporan adanya pengunjung yang berkeinginan masuk ke Pantai Parangtritis namun oleh petugas diminta putar balik. Sehingga ada kemungkinan mereka inilah yang kemudian berkumpul di Malioboro
“Padahal di PPKM level 4 semua objek wisata belum dibuka sebagai antisipasi adanya kemungkinan penyebaran. Kita minta Satpol PP Pemda maupun Kabupaten bersama masyarakat berhati-hati melarang kedatangan wisatawan,” lanjut Aji.
Menurut Aji, Pemda saat ini berharap pemerintah pusat menurunkan status PPKM DIY ke level 3. Meski pada level itu izin membuka obyek wisata masih belum diperbolehkan. Namun Pemda akan mematuhi kebijakan dari pusat.
“Untuk pembelajaran tatap muka (PTM) kita baru persiapan. Guru sudah diizinkan ke sekolah, tapi murid belum,” katanya.
Saat ini secara umum tingkat penularan Covid-19 di DIY dibawah 300 per hari dan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit menurun hingga 30 persen.
Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana melihat munculnya kerumunan di Malioboro menandakan bahwa perekonomian sudah mulai menggeliat. Namun euforia itu akan sangat berharap dan menimbulkan kerepotan kembali jika protokol kesehatan tidak diperketat.
“Dasarnya yang datang kemarin adalah mereka yang sudah lama ingin melihat Malioboro. Namun tetap prioritas prokes harus ditegakkan. Saya senang banyak orang masuk Malioboro, namun tidak senang adanya kerumunan,” katanya.(set)