[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=SV35QuxknAY[/embedyt]
Yogyakarta, Koran Jogja – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebut aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi. Namun indikatornya dalam keadaan stabil.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida Seiring peningkatan aktivitas vulkanik Merapi, BPPTKG pun menaikkan status dari level II ‘Waspada’ menjadi level III ‘Siaga’ pada 5 November lalu. “Kenaikan (status) ini berdasarkan data-data yang ada, baik itu seismik, deformasi, dan beberapa hal lain,” katanya.
Menurut Hanik, data-data itu sampai saat ini masih menunjukkan akvititas vulkanik yang tinggi. “Saat ini kondisinya stabil, tapi stabil tinggi,” katanya.
Sejak berstatus ‘Siaga’, guguran material terjadi beberapa kali dengan jarak sejauh satu hingga tiga kilometer. Guguran tersebut mengarah ke arah kawah juga ke barat dan barat laut. “Ini mengindikasikan ada desakan magma dari dalam. Sehingga material di puncak sekitar kawah tidak stabil,” katanya.
Hanik mengatakan guguran itu sisa material dari erupsi lama. Adapun lava atau kubah lava baru hingga kini belum muncul. “Kita tunggu kemunculannya,” katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Joko Supriyanto mengatakan ruang isolasi tersebut memanfaatkan satu kelas di SD Muhammadiyah, Cepit, Glagaharjo. Lokasi SD ini tak jauh dari kantor Kelurahan Glagaharjo.
“Sebelah selatan barak kan ada SD. Nah, ada banyak ruangan yang kosong. Satu ruang kelas dipakai untuk tempat isolasi (penderita) Covid-19,” katanya.
Joko mengatakan ruang kelas itu akan disekat menjadi empat bilik. Untuk itu, saat muncul kasus positif Covid-19, penderita tak perlu dibawa ke Asrama Haji di Ring Road Utara Sleman. “Nanti memakai ruangan di kelas itu,” ucapnya.
Menurut Joko, ruang isolasi ini dibuat setelah diminta oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat berkunjung ke barak. Ruang isolasi di barak akan memudahkan pemantauan dan perawatan penderita Covid-19 . “Total jumlah pengungsi masih sama, ada 203 orang. Mayoritas dari kelompok rentan,” kata dia.
Camat Cangkringan Suparmono mengatakan para pengungsi dalam keadaan sehat. Petugas puskesmas memeriksa kesehatan pengungsi secara rutin. “Jadi kalau ada yang sakit bisa cepat ditangani,” ucapnya.(rid)