Bantul, Koran Jogja – Konstelasi Pilkada Bantul sedikit memanas usai pendaftaran dan menjelang penetapan calon. Kubu Suharsono-Totok Sudarto (NoTo) mengeluhkan adanya kampanye hitam yang mengatasnamakan Bupati Suharsono.
Adanya kampanye hitam ini seperti diutarakan Ketua Tim Pemenangan NoTo Arif Iskandar mengaku telah mendapatkan laporan terkait hal ini.
“Kami menerima dua laporan adanya kampanye hitam yang mengatasnamakan Suharsono. Kampanye ini lewat platform WhatsApp dengan nomor dan foto yang sama, ” jelasnya, Senin (14/9).
Laporan pertama diterima Selasa (8/9) dan kedua pada Minggu (13/9) malam.
Dalam pesannya, pelaku mengaku sebagai Suharsono dan menawarkan bantuan tunai kepada penerima. Salah satunya adalah pondok pesantren di Pajangan.
Arif mengaku usai mendapatkan laporan, timnya langsung melakukan verifikasi ke penerima. Dari pengecekan yang dilakukan bersama Polri, diketahui nomor yang digunakan milik seseorang yang berada di Jawa Tengah.
“Kami telah melaporkan hal ini ke Kanit Intel Polres Bantul terkait dengan insiden ini. Kami menduga ada dua muatan yang mendasari tindakan pelaku, yakni murni kriminal, dan dugaan black campaign terhadap pasangan yang kami usung,” lanjut Arif.
Lebih lanjut, Arif Oleh meminta warga di Bantul untuk tidak terpancing jika ada pesan atau telpon yang mengaku sebagai Bupati Suharsono. Pihaknya siap dikonformasi.
Terpisah, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Bantul Yulius Suharta mengatakan, telah menurunkan 4 spanduk provokatif yang bertujuan mengadu domba dua bapaslon Noto dan AHM-JP menjelang Pilkada serentak 2020. Keempat spanduk itu diturunkan dari beberapa titik di Desa Panjangrejo, Pandak, Senin (14/9) siang.
“Sudah diturunkan tadi. Kami berharap tidak ada lagi spanduk liar dan memiliki konten yang provokatif,” harap Yulius.(set)