Yogyakarta, Koran Jogja – Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) DPP Partai Golkar terus melakukan konsolidasi dengan daerah untuk memanaskan mesin partai memenangkan pemilihan Presiden 2024. Ada sejumlah kriteria yang disyaratkan sebagai pendamping Airlangga Hartarto.
Ini disampaikan Ketua Bappilu DPP Partai Golkar Zainudin Amali sebelum rapat Konsolidasi Pemenangan Pemilihan Presiden 2024, oleh DPD Partai Golkar DIY di Hotel New Saphir Yogyakarta, Minggu malam (23/1/2022).
“DIY menjadi daerah ke 12 yang kita kunjungi. Konsolidasi ke daerah-daerah untuk mengecek mesin partai,” katanya.
Dengan struktur partai yang lengkap dari pusat hingga desa/kelurahan, Zainudin menegaskan bahwa Partai Golkar memiliki modal utama memenangkan kader dan Ketua Umum dalam Pilpres 2024.
Pentingnya memanaskan mesin partai dari hingga bawah ini sebagai upaya mengerakan seluruh kader dan terus membangun bekerja sama dengan relawan-relawan yang muncul dari berbagai kalangan.
Di pemilu 2019 lalu, Partai Golkar yang meraih 14,78 persen belum bisa mengusung capres sendiri karena tidak memenuhi ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) 20 persen.
“Kami optimistis bisa mengajak parpol lain untuk berkoalisi dan bekerjasama mengusung Airlangga,” ungkap Menteri Pemuda dan Olahraga ini.
Mengenai kriteria yang diharapkan dalam mencari pasangan untuk Airlangga, Zainudin tidak menyebut nama. Ia hanya mengungkapkan kriteria cawapres yang diinginkan Golkar.
“Tentunya pendamping Pak Airlangga punya chemistry dan bisa saling mengisi, punya basis yang bisa menambah apa yang sudah kami punya. Ia juga harus punya visi yang sama dalam memandang Indonesia sekarang dan kedepan, sejalan dengan posisi Partai Golkar sebagai partai tengah yang menjunjung pluralisme,” paparnya.
Selain itu calon yang nanti ditempatkan sebagai bakal calon Wakil Presiden bagi Airlangga haruslah memiliki basis kuat sehingga bisa menambah apa yang Golkar punyai sekarang.
“Sebagai bakal calon Wapres kita minta sepenuhnya memahami tugas. Jangan calon Wapres tiba-tiba bergaya sebagai Presiden. Ini tidak baik untuk perjuangan. Kita tidak ingin menyebut siapa,” lanjutnya.
Dirinya juga mengapresiasi kemunculan berbagai relawan pendukung Airlangga yang banyak muncul di daerah. Menurutnya kelahiran relawan ini kebanyakan bukan berasal dari kader Golkar. (Set)