Koran Jogja – Sejak kecil banyak yang bermimpi memperoleh karier yang menarik. Mulai dari mengemudikan pesawat ruang angkasa, mengajar, hingga menjadi pilot.
Sejumlah imajinasi itu pun sering memudar seiring usia bertambah. Konsentrasi akan bergeser pada pekerjaan stabil yang bisa membayar tagihan.
Tak sedikit orang yang menerima pekerjaan meski tidak membangkitkan gairah, asal bisa memenuhi finansial.
Alih-alih bahagia dan puas, banyak orang yang menghadapi rutinitas harian karena kewajiban darip[ada inspirasi.
Bertahan dalam hidup memang penting dan pergeseran juga sering menyebabkan ketidakpuasan.
Mereka yang menemukan karier bermakna dan memuaskan seiring usianya bertambah pun semakin sedikit.
Pekerjaan paling memuaskan: Perawatan dan menulis
Studi yang menjadi perhatian majalah New Science mensurvei 59 ribu orang dari 263 profesi yang berbeda.
Dalam studi itu, melibatkan tes darah, kuisioner yang rinci, meliputi sifat pekerjaan, gaji, kepribadian, hingga tingkat kepuasan pribadi.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi pekerjaan yang memang membuat orang bahagia dan tidak. Hasilnya mengejutkan.
Dilansir dari times of India, pekerjaan yang paling memuaskan bukan karier yang diimpikan saat kecil atau dipromosikan besar-besaran dalam sesi bimbingan karier.
Tidak diduga, profesi yang ada kaitannya dengan perawatan dan menulis berada di puncak daftar pekerjaan paling memuaskan.
Baik itu memakai jas putih sebagai tenaga kesehatan atau mengekspresikan diri memakai pena, peran itu memberi rasa tujuan yang dalam.
Pekerjaan di rumah sakit atau panti jompo memang bisa menuntut emosi dan kadangb tergambar sebagai ‘menyakitkan’.
Namun mereka yang bekerja di bidang itu merasa ada panggilan dan pemanfaatan yang kuat.
Realitas di balik kepuasan kerja: Melampaui impian glamor dan media sosial
Sudah terlalu sering orang enggan pergi bekerja, stres atau tidak bahagia. Alih-alih membangun semangat, mereka menghadapi hari dengan berat hati.
Banyak orang yang terjebak dalam pekerjaan yang tidak memuaskan hasratnya. Mereka cenderung mencari nafkah daripada menemukan kepuasan atau tujuan dalam pekerjaan.
Sedangkan generasi muda sering menilai influencer media sosial dengan iri membayangkan kehidupan yang tampak sempurna.
Tetapi apa kemewahan dan popularitas bisa memberi kebahagiaan sejati di tempat kerja? Studi terbaru di Estonia memberi jawabannya.
Pekerjaan yang sering menjadi penyebab rendahnya kebahagiaan
Studi itu menemukan pekerjaan di dapur, transportasi, gudang, cenderung memberi kebahagiaan lebh rendah dan banyak perasaan depresi.
Profesi lain yakni pelayan, pengantar pos, tenaga penjualan, ahli kimia, tukang kayu, satpam, lembaga survei juga dikaitkan dengan tingkat kebahagiaan rendah.
Temuan lain yakni insinyur kelautan, psikolog, pekerja logam, dan guru pendidikan khusus memperoleh skor tinggi soal kepuasan pribadi meski ada tantangannya.
Mengapa gaji tinggi tidak menjamin kebahagiaan di tempat kerja
Salah satu temuan penting dalam studi itu menyebut gaji tinggi tidak menjamin kebahagiaan di tempat kerja.
Lingkungan sering mendorong supaya kita mengejar karier dengan gaji tinggidemi gaya hidup yang nyaman. Namun studi menunjukkan hal berbeda.
Kätlin Anni, penulis utama studi ini, menjelaskan pekerjaan yang menawarkan rasa pencapaian tinggi dikaitkan dengan kepuasan yang lebih besar, dan pekerjaan yang kurang bergengsi pun bisa sangat memuaskan.
Artinya, uang saja tidak bisa memberi motivasi seseorang untuk bangun tidur dengan antusias.
Mengapa pekerjaan yang bermakna lebih penting daripada uang
Bagi banyak orang, pekerjaan merupakan sumber kebanggaan, identitas, serta kebahagiaan.
Dalam studi menyebut pekerjaan yang memperkaya jiwa dan kebahagiaan sejati cenderung fokus dalam membantu orang lain. Kemudian menciptakan atau berkontribusi untuk masyarakat dengan cara yang bermakna.
Pekerjaan glamor dan gaji tinggi mungkin menarik perhatian. Namun profesi sederhana yang berpusat pada manusia, sering memberi kebahagiaan dan kepuasaan yang langgeng. (*)
Baca artikel lainnya:
