Yogyakarta, Koran Jogja – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berpotensi diguyur hujan saat puncak musim kemarau pada Agustus ini. Hal itu disebabkan perairan di selatan DIY masih cenderung hangat.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY Mlati, Kabupaten Sleman Reni Kraningtyas mengatakan kemarau tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. “Puncak musim kemarau kami prediksi Agustus ini untuk di DIY. Dalam kondisi kemarau ini, tetap berpotensi terjadi hujan,” katanya pada Selasa (18/8).
Reni mengatakan hujan pada musim kemarau di Yogyakarta ini sudah terjadi berulang kali di beberapa wilayah. “Asumsi masyarakat umum saat puncak kemarau tidak ada hujan, itu tidak. Jadi kemarau pun ada hujan, seperti musim hujan kan kadang ada saat berawannya,” katanya.
Reni mengungkapkan, penyebab hujan ini saat puncak musim kemarau ini karena karena perairan di selatan DIY masih tergolong hangat. Sehingga terjadi penguapan air yang cukup signifikan.
“Suhu permukaan laut masih hangat, sehingga pada musim kemarau atau puncak kemarau itu masih berpotensi terjadi penguapan yang cukip signifikan sehingga terbentuknya awan-awan hujan,” kata dia.
Selain itu, Reni berkata terjadi perlambatan angin di lapisan 700 hingga 800 milibar. Di mana perlambatan tersebut memicu munculnya uap air untuk membentuk awan hujan.
“Perlambatan angin ini memicu uap-uap air yang terjadi untuk pembentukan awan hujan menumpuk di sekitar wilayah DIY. Nah itu yang berpotensi terjadi hujan, sehingga hal itu bisa terjadi saat musim kemarau,” pungkasnya.(rid)