Yogyakarta, Koran Jogja – Antisipasi bencana dampak kekeringan maupun musim penghujan, posko pendukung operasi penangganan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta ditutup per September. Relawan akan dikembalikan ke potensi penangganan bencana.
“Sejak Maret atau tercatat enam bulan bertugas, relawan yang tergabung posko telah melaksanakan tugas dengan baik dalam operasi pendukung penangganan Covid-19 seperti penyemprotan disinfektan maupun pemakaman jenazah suspect,” kata Wakil Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di DIY Biwara Yuswantana, Selasa (25/8).
Mulai September, Biwara mengatakan relawan dikembalikan ke potensi masing-masing terkait kebencanaan. Pasalnya saat ini bencana kekeringan telah dilaporkan melanda beberapa daerah dan tidak lama lagi datang musim penghujan.
Dari konsolidasi, nantinya tugas penyemprotan disinfektan untuk mencegah penularan serta pemakaman janazah positif Covid-19 menjadi tanggung jawab BPBD Kota/Kabupaten, rumah sakit dan Satgas Covid-19 tinkat desa.
“Penutupan posko sesuai Revisi ke-5 Permenkes yang mengatur pengantaran jenazah dan sebagainya itu menjadi tugas dari rumah sakit. Sedangkan pemakaman itu menjadi tugas dari BPBD Kabupaten/Kota termasuk juga satgas desa,” jelasnya.
Ditutupnya poskos pendukung operasi ini, maka BPBD, Pusdalops dan TRC yang tergabung dalam Satgas Covid-19 Pemda DIY bertanggungjawab secara komprehensif terhadap upaya penanganan COVID-19 hingga ke bawah. BPBD akan mengsupervisi mengenai mengenai tugas dan fungsi pelaksana di bawah.
“Secara bertahap kita akan menjelaskan mengenai fungsi rumah sakit melakukan apa, BPBD melakukan apa dan satgas desa melakukan apa. Ini kita lakukan agar fungsi dam ketugasan berjalan dengan baik dan semestinya.,” ucap Biwara.
Efektif berlaku mulai September, Biwara mengucapkan terima kasih dan dukungan semua relawan yang tergabung dalam posko pendukung selama enam bulan terakhir.(set)