Sleman, Koran Jogja – Turunnya ijin dari kepolisian untuk penyelenggaraan turnamen Piala Menpora 2021 melegakan semua pihak. Namun, tenggang waktu yang didapat oleh klub dari turunnya ijin hingga rencana dimulainya turnamen pada 20 Maret 2021 terlalu mepet.
“Ini menjadi bagian yang akan disampaikan dalam pertemuan dengan LIB (PT Liga Indonesia Baru – red) besok. Waktu yang dimiliki klub hanya sebulan lebih sedikit,” kata Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada, Marco Paulo Gracia di Jakarta, Kamis (18/2/2021) malam.
Dalam kurun waktu yang mepet seperti itu klub harus mempersiapkan diri, mulai dari mendatangkan pemain yang memakan waktu sekitar 2 mingguan. Diikuti dengan tes bagi pemain.
“Jangan lupa kita dalam proses kontrak-kontrak, jadi menurut saya 20 Maret 2021 pasti terlalu mepet,” kata Marco sambil menambahkan idealnya persiapan itu 6 minggu lamanya. Tapi hal itu disadari sulit diterapkan karena ada Idul Fitri.
Meski begitu, PSS tidak menginginkan turnamen itu berjalan terburu-buru. Sehingga segala hal yang disiapkan oleh klub secara matang tidak bisa tereksekusi dengan baik.
“Jadi kita harus berhitung ulang lagi. Saya rasa minggu kedua April masih masuk akallah untuk memulai turnamen,” kata Marco Gracia Paulo.
Tidak Fair Jika Tanpa Pemain Asing
PSS menyadari masih adanya pembatasan bagi warga negara asing masuk ke Indonesia. Namun, PSS akan mengusulkan perlunya diskusi PSSI dengan pihak imigrasi, bahkan dengan pemerintah untuk mengusahakan kemudahan bagi atlet dan pelatih ke Indonesia.
“Tidak fair jika turnamen, yang mengawali kembalinya sepakbola setelah sekian lamanya terhenti, tanpa pemain asing dulu. Tampilnya pemain asing merupakan kesempatan bagi klub untuk menilai kemampuan mereka,” ujar Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada, Marco Gracia Paulo di Jakarta, Kamis (18/2/2021) malam.
PSS sendiri mengusahakan pelatihnya, Dejan Antonic bisa segera ke Sleman. Tanpa adanya pelatih tersebut rasanya kurang ideal bagi PSS mempersiapkan diri mengarungi turnamen Piala Menpora 2021.
“Jadi kita perlu mengusahakan, mudah-mudahan bisa mendapatkan keringanan, misalnya khusus untuk atlet dan pelatih yang WNA apakah bisa dibantu pemerintah untuk mendapat dispensasi masuk ke indonesia, misalnya. Saya tidak tahu. tapi ini kan lagi-lagi bentuk dari usaha kita,” kata Marco.
Mesk begitu, tambahnya, PSS tentunya kita tetap akan mengikuti kebijakan dari pemerintah.
“Kalaupun memang terburuknya seperti itu, kita memang harus jalan. Namun, kita akan tetap memperjuangkan masalah itu,” tegasnya.
PSS sendiri tetap menginginkan Piala Menpora 2021 mulai di minggu kedua April 2021. Hal ini agar semua bisa tertata dengan baik. Sehingga tidak terkesan terburu-buru dan dipaksakan.
Selain masih tetap mempertahankan Dejan Antonic sebagai pelatih Super Elang Jawa, skuat PSS di musim 2021 akan diwarnai dengan banyaknya wajah-wajah baru.
Dari skuat musim 2020 lalu pemain yang dipastikan tidak turut lagi memperkuat PSS adalah Yevhen Bokhasvilli yang mengundurkan diri, meski masih memiliki kontrak hingga akhir 2021.
“Ada sekitar 50 persen yang dipertahankan, mencapai kesepakatan untuk kontrak baru. Sedangkan per hari ini ada 4-5 pemain baru yang sudah sepakat untuk bergabung dengan PSS. Jadi kita optimis dengan skuat PSS,” jelas Marco.(rls)