Bantul

Warga dan Sukarelawan Pasangi Ban Di Lokasi Tewasnya 13 Orang

×

Warga dan Sukarelawan Pasangi Ban Di Lokasi Tewasnya 13 Orang

Sebarkan artikel ini

Bantul, Koran Jogja – Menghindari terjadinya kecelakaan maut terulang kembali di Bukit Bego, warga dan sukarelawan memasang ratusan ban sebagai peredam benturan.

Dua jalur penyelamat diusulkan Dinas Perhubungan Bantul di lokasi yang menewaskan 13 orang pada Ahad siang (6/2/2022)

Rus Susanto, relawan dari komunitas motor trail mengatakan pemasangan ban ini karena di titik ini sering terjadi kecelakaan.

“Ban akan kami pasang membentuk pagar sepanjang selokan dan sisanya di dalam pagar sebagai peredam benturan,” kata Rus, Selasa (8/2/2022).

Berkaca pada kecelakaan bus Gandhos Abadi, Rus mengatakan sering kali kendaraan dari arah Dlingo yang mengalami rem blong menghantam talud selokan.

Dengan turunan sepanjang satu kilometer, sebelum pembangunan talud. Kendaraan yang naas bermanuver dengan menghantamkan ke gundukan tanah.

“Kalau kemarin, bus menghantam selokan dan terseret sepanjang selokan. Sehingga menelan banyak korban jiwa,” jelasnya.

Pengumpulan ban diumumkan lewat media sosial dan sampai siang ini total yang terkumpul di Bantul sebanyak 500 biji ban.

Anggota SAR DIY Bondan menjelaskan perkiraan pemasangan ban peredam ini membutuhkan waktu 20 hari.

“Kami kuatkan dengan besi dan diberi lubang agar tidak menimbulkan genangan air. Nanti kita akan cat agar terlihat rapi,” jelasnya.

Kepala Dinas Perhubungan Bantul Aris Suhariyanta mengapresiasi inisiatif yang dilakukan warga dan sukarelawan. Pihaknya akan berkordinasi dengan Dishub Daerah Istimewa Yogyakarta untuk teknis pemasangannya.

“Yang pasti pemasangan ban nantinya dipinggir jalan, tidak memakan badan jalan agar tidak menimbulkan kecelakaan lainnya,” ujarnya.

Dishub Bantul segera mengirimkan surat ke Pemda DIY guna mempercepat pembuatan jalur penyelamat di Bukit Bego.

Dengan perkiraan panjang 30-50 meter, jalur penyelamat berad di sisi Utara sebelum dan sesudah Bukit Bego.

“Hanya sisi utara yang memungkinkan pembuatan jalur penyelamat. Sebab sisi selatan ada jurang,” katanya.

Jalur penyelamat di jalan Ndlingo-Imogiri ini menjadi prioritas, pasalnya ini merupakan jalur rawan dan ramai menuju berbagai obyek wisata di Dlingo. (Set)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *