Yogyakarta, Koran Jogja – Sejak pemberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada 3 Januari, sebanyak 1.200 pelajar sekolah menengah se Daerah Istimewa Yogyakarta terpapar Covid-19.
“Sejak 3 Januari tercatat ada sebanyak 1.200 siswa positif yang tersebar di 60 sekolah menengah,” kata Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya, Jumat (25/2).
Laporan kata Didik menyebutkan siswa tersebut terpapar dari lingkungan luar sekolah. Bukan karena pemberlakukan PTM penuh atau terbatas.
Hal ini dikarenakan setiap sekolah disebutnya sudah menerapkan protokol kesehatan (Prokes) ketat terhadap siswanya baik semasa PTM penuh maupun PTM terbatas.
“Dinas dan sekolah di setiap daerah sudah bekerjasama dengan berbagai fasilitas kesehatan dalam penanganan siswa yang terpapar,” lanjutnya.
Sebagai antisipasi, Disdikpora melakukan langkah jika ditemukan kasus positif yang merembet antar kelas. Maka sekolah diminta tutup sementara dan melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
“Tapi bila tingkat keterpaparan hanya ada di satu atau dua kelas. Semisal dari 70 kelas yang terkena lima kelas, maka yang lima itu yang kita off kan,” katanya.
Didik menambahkan rata-rata kondisi siswa yang terpapar tidak bergejala, sehingga hanya diminta isolasi mandiri dan mampu mengikuti PJJ dari rumah.
Sebelumnya, sebanyak 95 siswa SMAN I Bantul, sejak kemarin (24/2) menjalani tes swab PCR. Ini dilakukan pasca ditemukannya empat belas warga sekolah yang positif.
‘Dari empat belas orang itu, satunya adalah guru sedangkan lainnya siswa,” kata Kepala SMAN 1 Bantul Ngadiya.
Untuk siswa yang menjalani tes swab PCR berasal dari kelas XII IPA 7 dan XI IPA 3. Kondisi berawal dari laporan guru kepada sekolah pada 14 Januari dinyatakan positif dan tidak masuk sekolah.
“Yang bersangkutan terpapar dari anaknya. Kami juga menerima laporan ada siswa di lima kelas yang juga positif. Sejak kemarin kami terapkan PJJ,” jelasnya. (Set)