Sleman, Koran Jogja – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sebanyak 11, 4 juta warga telah menerima manfaat dari program Kartu Prakerja. Jumlah itu telah lolos seleksi dari 75,3 juta pendaftar.
Diluncurkan pada 2020, program Kartu Prakerja telah menjangkau 514 Kabupaten/Kota pendaftar yang lulus berhak menerima insentif sebesar Rp2,4 juta untuk mengikuti pelatihan selama empat bulan.
“Di 2020 penerima efektif Kartu Prakerja 5,5 juta dari 5,9 juta. Tahun ini, penerima mencapai 5,9 juta dari 5,9 juta,” jelas Airlangga usai berdialog dengan enam alumni penerima manfaat Kartu Prakerja di Sleman.
Di DIY ada 633.701 orang yang mendaftar program Kartu Prakerja dengan 248.176 orang yang menjadi penerima efektif. DIY menempati posisi 16 terbanyak penerima Kartu Prakerja dan enam di Pulau Jawa.
Memasuki gelombang ke-21, Airlangga memastikan program ini akan tetap berlanjut pada enam bulan pertama tahun depan. Sedangkan pada semester berikutnya akan dievaluasi tergantung dari kondisi pandemi Covid-19.
“Saya menantang para alumni yang berkumpul di sini untuk membentuk paguyuban guna mensosialisasikan keuntungan dan nilai-nilai apa yang didapatkan dari program Kartu Prakerja. Ini juga merupakan antisipasi joki,” paparnya.
Airlangga menegaskan joki dalam program Kartu Prakerja adalah sebuah kejahatan pidana. Hal ini sudah dilaporkan ke Bareskrim Polri.
Ia mewanti-wanti ke semua pihak yang menyalahgunakan program ini, seperti mengambil KTP dari orang lain lalu coba-coba mengakses untuk menjadi peserta Kartu Prakerja. Ia menegaskan proses illegal itu bakal ketahuan.
Antisipasi, Airlangga menjelaskan sistem program Kartu Prakerja sudah diperketat. Penggunaan teknologi pembacaan wajah saat mengupload foto KTP bersamaan dengan wajah sudah diterapkan.
“Jika pakai NIK orang lain, ada akan pertanyaan lanjutan yang terkait dengan hal-hal pribadi pemilik identitas. Jika tidak bisa dijawab maka gugur,” lanjutnya.(set)