Bantul, Koran Jogja – Usai penemuan wajan raksasa, warga Bantul kembali dikejutkan penemuan rantai raksasa. Rantai ini memiliki panjang 30,6 meter dan berat hampir dua ton.
Penemuan rantai raksasa yang terendap di bendungan Ngacar, Dusun Mangir, Desa Triharjo, Pandak ternyata bersamaan dengan wajan raksasa di Desa Jambidan, Banguntapan, Selasa (31/8).
Ditemui pada Jumat (3/9), Murdiono, operator backhole yang pertama kali menemukan rantai raksasa saat membuat akses jalan bagi armada pengangkut pasir dan batu.
“Saat mengambil sirtu itu kok ujung backhoe kok seperti nyangkut benda. Saya kira kayu jati. Ternyata rantai,” katanya.
Dengan posisi melintang utara ke selatan, rantai ini diketemukan di kedalaman dua meter dan tertutup air.
Saat berhasil diangkat secara manual, karena backhole tidak maksimal. Diketahui panjang total rantai mencapai 30,6 meter dengan perkiraan berat total 20 ton.
Ketua Unit Ratu Boko dan Candi Ijo Balai Pemeliharaan Cagar Budaya DIY Tri Hartini menyebut pihaknya akan meneliti dulu apakah rantai temuan ini termasuk benda cagar budaya.
“Di lokasi tadi kita sempat menemukan struktur bangunan dari batu bata. Informasi awal, orang sini dulu diikut sertakan membuat bangunan untuk Belanda,” jelasnya.
Berjarak sekitar 20 Km arah timur. Di Dusun
Kretek, Desa Jambidan, Kecamatan Banguntapan di hari yang sama ditemukan wajan dengan diameter 2,7 meter.
“Sudah dipastikan ini bukan termasuk benda cagar budaya. Tetapi merupakan benda bersejarah karena merupakan peninggalan Belanda,” katanya Kepala Dusun Ryan Hidayat.
Dugaan sementara wajan raksasa itu barang tinggalan Belanda. Karena daerah Banguntapan, khususnya Desa Jambidan bukan merupakan wilayah kerajaan.
Penemu wajan, Supardi mengatakan sepengetahuan dirinya dari cerita turun-temurun. Wajan yang diketemukan ini bukan untuk memasak. Namun sebagai landasan untuk memompa air.
“Mbah-mbah dulu bercerita nama daerah sini aslinya Kompan. Sebab di sini dulu Belanda membangun pompa untuk mengalirkan sungai Opak ke Barat,” katanya.(set)