Yogyakarta, Koran Jogja – Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPW PKS) Daerah Istimewa Yogyakarta dinilai semakin bervariatif dari sisi peserta. Program ini diklaim mampu meningkatkan literasi di kalangan pondok pesantren.
Ketua Panitia LBKK PKS DIY Agus Mas’udi menjelaskan dalam lomba yang digelar 27-28 November secara online dan offline, tercatat sebanyak 42 peserta dari berbagai ponpes yang berkompetisi.
“Tercatat ada 42 peserta yang mewakili berbagai ponpes di DIY. Jumlah ini meningkat dibanding tahun lalu dan terus terang semakin bervariasi,” kata Agus, Minggu (28/11) di Kantor DPW PKS DIY.
Pada penghelatan sebelum-sebelumnya, peserta banyak berasal dari ponpes berbasis Nahdlatul Ulama (NU). Tahun ini beberapa ponpes berbasis Muhammadiyah dan perwakilan dari Madrasah Aliyah (MA) ikut serta.
Para peserta diminta membaca kitab kuning dalam tingkat sulit yang disebut Fathul Muin atau karya sastra berbahasa arab tanpa harokat. “Kitab kuning menjadi materi wajib yang harus diajarkan ke para santri. Kitab ini mirip gogle dalam penentuan hukum Islam,” jelasnya.
Dalam kehidupan, kitab kuning ini tidak hanya membahas tentang berbagai hukum dasar rukun Islam. Namun juga dilebarkan hingga pada kehidupan sosial ekonomi di masyarakat.
Sebagai contoh, kitab kuning dijadikan dasar dalam penentuan hukum mengenai hukum waris, hutang piutang, riba, jual beli online, pinjaman online sampai perdagangan tanpa modal atau lebih dikenal sebagai dropship.
“Pembahasan mengenai krypto, mata uang elektronik’ juga dilakukan dengan merujuk pada kitab kuning. Hal ini agar pemahaman yang didapatkan tidak terjebak pada tafsir bebas,” lanjutnya.
Anggota Komisi D DPRD DIY Sofyan Setyo Darmawan menyampaikan lomba baca kitab kuning merupakan apresiasi kepada para santri yang telah menjaga warisan para ulama terdahulu.
“Program ini menjadi upaya kami memberikan panggung bagi para santri untuk mengasah kemampuannya baik secara lokal maupun nasional. Ini juga upaya meningkatkan kemampuan literasi nasional yang di tingkat dunia menduduki peringkat ketiga dari bawah,” katanya. (Set)