Yogyakarta, Koran Jogja – Hujan es melanda di beberapa wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Rabu (3/3) siang. BMKG Yogyakarta menyebut peristiwa itu merupakan fenomena lokal yang disebabkan oleh pertumbuhan awan Cumulonimbus lebih dari 10 kilometer.
Kepala Stasiun Klimatologi Sleman, BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan, hujan es terpantau terjadi di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman dan wilayah Kota Yogyakarta.
“Hujan es ini sifatnya sangat lokal (radius 2 kilometer) yang disebabkan oleh pertumbuhan awan cumulonimbus lebih dari 10 kilometer,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/3).
Menurut Reni, saat udara hangat, lembab dan labil terjadi di permukaan bumi maka pengaruh pemanasan bumi yang intensif akibat radiasi matahari akan mengangkat massa udara tersebut ke atas atau atmosfer. Kemudian mengalami pendinginan.
Reni mengatakan, setelah terjadi kondensasi akan terbentuk butir-butir air yang terlihat sebagai awan Cumulonimbus (Cb).
“Karena kuatnya energi dorongan ke atas saat terjadi proses konveksi maka puncak awan sangat tinggi hingga sampai freezing level. Freezing level ini terbentuk kristal-kristal es dengan ukuran yang cukup besar,” katanya.
Reni berkata, saat awan sudah masak dan tidak mampu menahan berat uap air, terjadi hujan lebat disertai es. “Es yang turun ini bergesekan dengan udara. Sehingga mencair dan ketika sampai permukaan tanah ukurannya lebih kecil,” ucapnya.
Reni mengatakan, hujan es saat masih berpotensi tinggi terjadi pada musim hujan dan juga pada saat pancaroba.(rid)