Kulon Progo – Inovasi Panganku yang dimiliki Kabupaten Kulon Progo mampu meningkatkan produksi dari para petani dan peternaknya. Kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat ini pun ke depan diharapkan mampu mengurangi import bahan pangan.
Bupati Kulon Progo Sutedjo menjelaskan Inovasi PanganKu sebagai Visi pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan slogan “Bela-Beli Kulon Progo” dengan semangat “iso nandur ngopo tuku, iso ngingu ngopo tuku, iso nggawe ngopo tuku” telah dideklarasikan tekad bersama antara Pemerintah dan masyarakat melalui gerakan “Madhep Mantep Mangan Pangane Dhewe” dan telah ditetapkan dengan Perda No. 5 tentang Perlindungan Produk Lokal.
Inovasi PanganKu telah menjalankan misi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, yaitu menciptakan sistem perekonomian yang berbasis kerakyatan dimana pemerintah melibatkan partisipasi secara aktif melalui pemberdayaan masyarakat.
Sutedjo mengatakan inovasi PanganKu memberikan manfaat yaitu untuk meningkatkan produksi dari sayuran, buah, telur, tahu tempe dan ikan lele melalui optimalisasi pekarangan yang sehat, indah dan produktif. Penguat lembaga petani, meningkatkan pendapatan petani, pembudidaya ikan dan pengrajin, mengerakan ekonomi lokal. Hasil dari Inovasi PanganKu dapat menjadi Ekonomi yang Mandiri, Partisipasi Multipihak, Local Wisdom bagi Kulon Progo.
Sutedjo menambahkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo ini sudah memasuki 15 besar, dan berharap menjadi yang terbaik ataupun harapan bisa masuk ke lima besar.
“Inovasi PanganKu ini menjadi kegiatan yang memberdayakan ekonomi masyarakat melalui kelompok-kelompok penyalur, Harapan dari kegiatan ini adalah untuk mengurangi Import bahan pangan, sehingga masyarakat akan sejahtera,” ujar Sutedjo.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Ir. Aris Nugroho. M.MA menyatakan bahwa Inovasi PanganKu ini mampu meningkatkan pendapatan dari petani dan peternak, dengan sasaran mampu memaksimalkan peningkatan produk pangan lokal Kulon Progo. Pada penerapan inovasi PanganKu ini pada penyaluran Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di Kulon Progo, melalui e-Warung.
“Melalui inovasi ini, produk lokal Kulon Progo dari Gabungan Kelompok tani (Gapoktan), Kelompok Wanita Tani (KWT), kelompok ternak, Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) dan pengrajin tahu-tempe dapat diserap,” ujarnya.
inovasi ini berhasil masuk dalam 15 finalis kelompok khusus pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2020. Ajang ini kembali digelar oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) 2020. Kompetisi kali ini dibagi menjadi tiga kelompok, yakni kelompok umum, kelompok replikasi, dan kelompok khusus.