Bantul, Koran Jogja – Dari hasil pengamatan di lokasi kecelakaan bus dengan korban meninggal 13 orang, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto menilai jalur Dlingo-Imogiri berbahaya dilalui armada besar seperti bus.
KNKT juga tidak menemukan jejak pengereman bus tersebut sebelum menghantam tebing batu Bukit Bego, Dusun Kedungguweng, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul pada Minggu (6/2/2022) siang.
“Turunnya memang cukup tajam, itu fakta. Jalur ini berbahaya untuk bus besar,” kata Soerjanto, Senin (7/2/2022).
Kedatangan KNKT ke lokasi kecelakan bus pada hari ini guna menghitung geometri jalan untuk mengetahui tingkat keekstriman jalan. Jika dalam pengukuran dinyatakan jalan ini ekstrim, pihaknya akan merekomendasikan titik pemberhentian untuk bus besar.
“Dulu kayaknya di sini pernah pakai shuttle bus, seperti di Dieng berhenti di lokasi tertentu, lalu naiknya pakai kendaraan kecil,” katanya.
KNKT menemukan sebelum menghantam tebing batu, bus berplat nomor AD 1507 EH yang membawa 47 orang dari Sukoharjo itu tidak melakukan pengereman.
Demikian juga dengan kondisi bus, karena sebagian besar penumpang meninggal dan luka berat terlempar dari bus. Pengecekan meliputi kondisi kursi dan ada tidaknya sabuk pengaman. Mengenai kapan keluarnya rekomendasi, Soerjanto mengatakan dalam 2-3 hari sudah keluar.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Agus Budi Raharjo menyatakan dari 20 korban yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati sampai pagi ini tersisa empat orang dengan rincian tiga luka berat dan satu luka sedang.
Dua orang lainnya dirujuk ke RS Bethesda Yogyakarta dan RS Moewardi Solo karena membutuhkan penanganan oleh dokter spesialis bedah saraf.
“Satu korban luka ringan hasil tes antigennya positif tapi tanpa gejala. Yang bersangkutan menginginkan isolasi mandiri di rumahnya dan kita antar dengan protokol kesehatan ketat,” ucapnya.
Di tengah penyelidikan lokasi oleh tim Traffic Accident Analysis dari Korlantas Polri, Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Iwan Saktiadi mengatakan pihaknya belum bisa menentukan penyebab pasti kecelakaan bus yang menghantam bukit Bego.
“Kita mengumpulkan sebanyak mungkin fakta di lapangan kita mengumpulkan sebanyak mungkin petunjuk-petunjuk di lapangan. Hasil inilah yang nantinya akan kita olah untuk menentukan proses hukum bagi pengelola bus,” kata Iwan. (Set)