Rabu, 4 Desember 2024
Koran Jogja

Ke depan, PWNU DIY Harus Dipimpin Cendekiawan

 

Yogyakarta, Koran Jogja – Menyambut konferensi wilayah, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Istimewa Yogyakarta berharap kedepan organisasi ini dipimpin cendekiawan. Konferensi yang berlangsung 15 Januari akan memilih Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziyah PWNU.

Dalam rilisnya, Mustasyar PWNU Provinsi DIY KH Asyhari Abta mengatakan konferensi wilayah akan berlangsung di pesantren Al Furqon Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul pada 15 Januari 2022.

“Konferwil NU DIY adalah momentum menentukan siapa yang akan menjadi nahkoda PWNU Provinsi DIY,” katanya Senin (3/1).

Menurutnya NU di DIY harus berbeda karena memiliki kekhususan atau khosois, mengikuti NU dinamika Kota Pendidikan. Karena itu PWNU DIY harus dipimpin oleh kaum cendekiawan.

Asyhari Abta mengatakan di DIY, kader-kader NU banyak yang memiliki kompetensi mulai akademisi, profesional, bergelar doktor dan profesor. Namun juga sekaligus dilihat kapasitas ke-ulamaan-nya. apakah memiliki tradisi kitab-kitab klasik (turats) sebagaimana trademark para Kyai yang sangat ahli dan mendalam dalam ilmu agama (tafakkuh fiddin).

“Maka dua kriteria itulah yang harus dipegang untuk menentukan ketua PWNU DIY 2022-2027, yakni secara akademis mumpuni, bergelar doktor atau profesor, sekaligus berkapasitas ulama,” tegasnya.

Dengan kriteria tersebut, Asyhari Abta meminta seluruh kader mengawal nahkoda NU di Kota Istimewa, agar tidak diboncengi para broker yang justru menjauhkan NU dari keramatnya para ulama.

Jangan jadikan Konferwil NU DIY sebagai ajang memilih Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziyah PWNU tidak sebagai alat politik, alat transaksi pragmatis.

Para pejabat, akademisi, kaum profesional, anggota dewan, kepala daerah, politisi, semuanya percaya kepada NU sebagai jam’iyyah diniyyah yang memberikan tuntunan beragama dan berbangsa dengan lurus.

Lebih lanjut, Dia mengatakan NU di DIY sudah berdinamika dan berkembang pesat. Dimana hampir setiap pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) setingkat kecamatan memiliki ambulans dan pelayanan kesehatan kepada umat.

“Ini harus disyukuri, dikembangkan dan semakin bermanfaat untuk umat. Bahkan beberapa warga yang sakit dari non-muslim, juga percaya dengan ambulans NU,” ucapnya. (Set)

Leave a Reply