Bantul, Koran Jogja – Pendeknya masa kampanye, yang hanya tiga hari, serta adanya penerapan pembatasan jumlah masa tatap muka menjadikan peserta pemilihan kepala desa (Pilkades) di Bantul tidak berkampanye. Antisipasi penularan Covid-19, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bantul menghibahkan thermogun.
Ditemui pada Senin (21/12), salah satu calon Pilkades Desa Srigading, Kecamatan Sanden Prabowo Sugondo menilai pendeknya waktu kampanye yang dimulai hari ini sampai 23 Desember dinilai tidak efektif.
“Terlebih lagi adanya pembatasan jumlah peserta, yang maksimal 50 orang. Membuat kegiatan tatap muka dengan warga sia-sia. Saya membayangkan untuk mengunjungi pendukung di 20 pedukuhan, sehari saya bisa menghadiri 7-8 pertemuan,” katanya.
Kondisi ini menjadikan Prabowo mengerahkan sukarelawan yang mendukungnya untuk menyampaikan visi misi dari rumah ke rumah. Skema kampanye ini dinilai lebih efektif selama pandemi ini karena langsung menyasar pemilih.
“Saya mengandalkan lebih dari 150 relawan yang bergerak mendatangi warga 20 dusun. Mereka sudah memahami visi misi yang saya bawa karena sudah mendapatkan pembekalan dua bulan lalu,” katanya.
Ditemui di Balai Desa Srigading, Ketua Panitia Pemilihan Desa (PPD) Sumarjono membenarkan tiga calon yang berlaga di Pilkades tahun ini tidak berkampanye. Sesuai prosedur, calon harus melaporkan rencana kampanye paling lambat dua hari sebelum hari H.
“Sampai hari ini tidak ada calon yang melaporkan rencana kegiatan kampanye. Padahal ini adalah hari terakhir untuk bisa berkampanye pada hari terakhir, Rabu lusa,” katanya.
Dengan tidak adanya kampanye calon, PPD menurut Sumarjono sekarang lebih fokus untuk menyelesaikan laporan dari masyarakat mengenai kemunculan spanduk-spanduk yang bertuliskan nada provokatif dan meresahkan masyarakat.
Dari pantauan, sepanjan jalan Samas atau Balai Desa ke Selatan ditemui spanduk yang bertuliskan ‘Lestarikan Tradisi Tolak Wahabi’, ‘Opo Ra Kroso Nik Ganti Lurah Maheso Syuro Atep Sirno’, atau ‘Ganti Lurah Podo War Ganti Akidah’.
Sumarjono menyatakan hari ini bersama Polsek, Koramil, dan Satpol PP diputuskan untuk melakukan operasi pencopotan spanduk-spanduk bertuliskan provokatif dan meresahkan tersebut.
Dihubungi, Kapolsek Sanden AKP Tukirin meminta masyarakat tenang dan bersama mewujudkan Pilkades yang aman damai. Baginya kenapa Pilkades harus berlangsung tegang, padahal Pilkada sebelumnya berlangsung tenang, gembira dan damai.
Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Desa Setda Kabupaten Bantul, Kurniantoro menjelaskan sebelum pelaksanaan Pilkades serentak di 24 Desa pada Minggu (27/12). Ada dua tahap yang masih harus dilewati yaitu kampanye dari 21-23 Desember, dan masa tenang 24-26 Desember.
“Tahun ini kita menganggarkan untuk Pilkades sebesar Rp5,9 miliar. Ini ditambah anggaran untuk penerapan protokol kesehatan di 550 TPS senilai Rp137 juta,” ungkapnya.
Soal adanya calon yang tidak berkampanye, Toro menyatakan pihaknya tidak mempermasalahkan karena memang faktor sempitnya waktu dan penerapan protokol merupakan alasan utama.
Bertempat di kantornya, KPU Bantul menghibahkan 2.086 alat pengukur suhu (thermogun) untuk dibagikan ke 24 desa. Hibah ini sebagai upaya penerapan protokol kesehatan saat pemilihan yang di Pilkada kemarin dinilai sukses.(set)