Bantul, Koran Jogja – Munculnya lonjakan kasus positif Covid-19 di Bantul disebut karena masyarakat sudah mulai abai dan lalai dalam menerapkan protokol kesehatan. Sampai hari ini Bantul belum melaporkan mengenai adanya positif Omicron.
Rabu (26/1/2022) kemarin tercatat ada sebanyak 36 orang di Bantul yang harus menjalani isolasi karena positif Covid-19.
“Sekarang ada kecenderungan masyarakat kendor melakukan protokol kesehatan. Masyarakat menganggap pandemi sudah selesai,” kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, Kamis (27/1/2022).
Kemungkinan besar abainya masyarakat ini dipicu oleh publikasi besar-besaran mengenai tidak ditemukannya kasus positif di Bantul beberapa waktu lalu. Ujung-ujungnya masyarakat abai.
“Kita pernah nol (kasus) lho, tapi setelah diekspose nol itu kendor lagi dan ternyata terjadi lagi (kasus naik). Tapi untuk yang terpapar saat ini sebagian besar karena belum divaksin,” ucap Halim.
Soal Omicron di Bantul, Halim mengaku belum mendapatkan laporan. Menurutnya, hal itu karena kasus Covid-19 di Bantul tidak memenuhi syarat probable Omicron.
Seperti halnya syarat pasien positif COVID-19 tidak melakukan kontak dengan pelaku yang usai bepergian ke luar negeri, dari Jakarta atau dari daerah yang terpapar Omicron setelah dilakukan tracing.
“Dari kasus-kasus baru yang cenderung meningkat hari ini itu tidak cukup syarat untuk diteliti di dalam sistem WGS. Berarti dugaannya sementara ini ya masih varian lama, varian delta,” ucapnya.
Dengan fakta tersebut, Halim memastikan kasus COVID-19 varian baru Omicron belum terdeteksi di bumi Projotamansari.
“Kemarin kami webinar sama Menkes dan diminta tidak perlu panik. Selanjutnya untuk prokes masyarakat yang agak kendor saat ini kita ketatkan lagi penerapan prokesnya,” jelasnya. (Set)