Yogyakarta, Koran Jogja – Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengaku meski tingkat hunian kamar (okupansi) empat minggu terakhir meningkat. Namun kondisi perhotelan di Yogyakarta masih belum baik.
Hal ini disampaikan Ketua PHRI DIY Deddy Deddy Pranowo Eryono, Selasa (23/11).
“Empat minggu terakhir tingkat okupansi mencapai 80 persen di akhir pekan. Ini perlu dipertahankan agar wisata DIY kembali pulih saat pandemi Covid-19 belum benar-benar berakhir,” katanya.
Dengan kehadiran wisatawan yang diperkirakan mencapai enam sampai delapan ribu orang akhir pekan lalu. Deddy memastikan kondisi perhotelan Yogyakarta usai vakum selama dua tahun pandemi belum pulih sepenuhnya.
Selama dua tahun pengusaha perhotelan bertahan susah payah dan keuntungan yang didapat sekarang baru digunakan untuk membayar cicilan dan membayar gaji karyawan.
“Peningkatan kunjungan ini berdampak pada kembalinya karyawan hotel yang dulu sempat dirumahkan. Tercatat ada sebanyak 30 persen dari kisaran 12 ribu yang sudah kembali bekerja,” jelasnya.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan dari data aplikasi Visiting Jogja, kunjungan wisata pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 meningkat drastis.
“Pada PPKM level 2, kunjungan dua sampai tiga ribu. Di level tiga, kunjungan meningkat hingga enam sampai delapan ribu,” jelasnya.
Ia meyakini angka di lapangan sebenarnya lebih dari dari data itu. Sebab banyak wisatawan yang belum melakukan reservasi melalui aplikasi Visiting Jogja. Celakanya, aplikasi ini secara langsung terhubung dengan PeduliLindungi, yang artinya akses pada aplikasi ini menurun.
“Saya mendengar terjadi penurunan tingkat penggunaan QR Code PeduliLindungi. Kita akan galakkan kembali dan lakukan monitor,” katanya.(Set)