Gunungkidul, Koran Jogja – Asosiasi Pematung Indonesia (API) Yogyakarta mengirimkan surat untuk bisa beraudiensi dengan Bupati Gunungkidul Sunaryanta terkait polemik rencana pergantian patung ikon Kota Wonosari.
Dalam surat yang dikirimkan Senin (25/4), Ketua API Yogyakarta Khusna Hardianto dan pematung Gunungkidul Purwanto, berharap dengan melalui aduensi bisa turut menyumbangkan gagasan dan pemikiran dalam merancang patung publik.
“Kami ingin menyumnbangkan konsep mengenai sebuah patung yang lebih baik ketika ditempatkan dalam ruang publik,” kata Hardianto lewat rilis yang terima Koran-Jogja, Senin malam.
Lewat gerakan ‘Masyarakat Peduli Ruang Publik Gunungkidul (MPRPG)’, melihat polemik Patung Tobong dalam beberapa semakin panas, dan ini tidak baik berlarut-larut bagi kehidupan sosial di Gunungkidul.
Para seniman patung melihat kesadaran pemerintah dalam merangkul dan mengakomodir suara masyarakat kurang baik ini perlu diluruskan.
“Selain bersurat, teman teman MPRPG juga membuat aksi senyap dengan mengirimkan seperangkat alat ‘Nginang’ sebagai simbol dari pembersihan diri dan refleksi,” lanjut Hardianto.
Purwanto menjelaskan dalam budaya lokal ‘Nginang’ merupakan simbol penghormatan dan pengingat pada diri sendiri yang didalamnya ada tepo seliro, kesederhanaan, pengingat.
“Sehingga orang ‘Nginang’ akan mampu meredam pembicaraan dan perbuatan yang keluar dari koridor yang tidak baik. Juga sebagai simbol kedalam atau intropeksi,” ucapnya.
‘Nginang’ dijadikan simbol karena MPRPG ingin menunjukkan bagaimana dialog yang produktif dihadirkan tanpa melepaskan hadirnya tanda pengrusakan ekologi Gunungkidul.
“Nilai penanda kebudayaan harusnya di keseimbangkan tidak hanya dalam wujud kemajuan fisik pembangunan dan nilai ekonomi saja, harusnya ini selaras supaya anak cucu kita mendapat warisan yang mulia,” tutupnya.
Santer diberitakan Bupati Gunungkidul Sunaryanta bersikeras menganti patung pengendang yang menjadi apresiasi terhadap seniman maestro campursari Manthous yang terletak di Bundaran Siyono, Playen.
Patung yang menjadi ikon dan ucapan selamat datang di Kota Wonosari ini rencananya akan digantikan tugu Tobong Gamping. Patung baru dinilai banyak pihak sebagai proyek menghambur-hamburkan uang dan menunjukkan dengan jelas kerusakkan alam Gunungkidul karena penambangan batu gamping. (Set)