Jumat, 19 April 2024
Koran Jogja

Polisi Buru Pengirim Paket Yang Tewaskan Anak Di Bantul

Yogyakarta, Koran Jogja – Polisi Bantul menyatakan masih memburu dan melakukan penyelidikan intensif untuk menemukan wanita pengirim paket yang menewaskan Naba Faiz Prasetyo (10) pada Minggu malam (25/4).

Kapolsek Sewon, Kompol Suyanto mengatakan dua hari paska meninggalnya putra kedua Bandiman (47) warga Dusun Salakan, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon pihaknya telah memeriksa banyak saksi di lokasi pertemuan dengan pengirim paket.

“Selain rekan-rekan Bandiman, kami juga turut memeriksa penerima paket yang bernama Tomi dan istrinya. Penyelidikan awal kita fokuskan pada arah lari kendaraan pengirim paket,” kata Kompol Suyanto, Selasa (27/4).

Kepolisian juga menyelidiki kemungkinan adanya rekaman CCTV di sekita lokasi bertemunya Bandiman dengan pengirim yang berada di Jalan Gayam, Kota Yogyakarta pada Minggu (25/4) sore.

Ini dilakukan karena Bandiman sendiri tidak ingat wajah pengirim, sebab dia fokus kerja dan pengiriman paket secara offline ini juga menjadi jajarannya.

Kapolsek menyatakan saat ini pihaknya menunggu hasil uji Balai Laboratorium Kesehatan Dan Kalibrasi Yogyakarta yang dalam waktu dekat bakal keluar untuk mengetahui jenis racun.

Soal kemungkinan dilakukan visum dengan mengautopsi jenazah Naba, polisi mengatakan pihak keluarga keberatan.

Bandiman, berharap kepolisian menuntaskan kasus ini dan menangkap pelakuknya. “Kami berharap kasus ini diselidiki sampai tuntas karena sudah merenggut anak saya. Jangan sampai terulang ke ojek yang lain,” katanya.

Mengenai pemberi paket itu, Bandiman menceritakan dirinya ingat perempuan yang memakai jilbab itu tinggi sekitar 160-an Cm, berkulit bersih, rupawan, dan tidak mengenakan helm saat bermotor.

“Saya diminta mengirim paket ke FF 01 perum Villa Bukit Asri, Bangujiwo, Kasihan, Bantul atas nama penerima Tomi. Saya menarik biaya Rp25 ribu dan diberi Rp30 ribu tanpa minta kembalian,” cerita Bandiman usai mendoakan anaknya di makam.

Meski alamat, nomor telepon, dan nama penerima benar. Tapi Tomi maupun istrinya tidak mau menerima paket karena mengaku tidak memiliki saudara atau kenalan bernama Hamid, di Pakualaman yang diklaim sebagai pengirim paket. Akhirnya paket itu diberikan ke Bandiman yang lantas dibawa pulang.

Sesampainya di rumah, paket berisikan sate ayam lengkap dengan lontongnya, paket itu juga berisikan makanan ringan diminta oleh almarhum Naba sebagai menu buka puasa.

“Saya dan anak pertama makan dua tusuk tapi tanpa bumbu. Naba makan sepotong lontong yang dilumuri bumbu, itu tidak banyak hanya setengah sendok. Sesampai di mulut dia bilang makanan itu pahit dan lari ke dapur untuk minum air dingin, namun dia langsung muntah-muntah dan jatuh,” ucapnya.

Takut terjadi apa, Naba dibawa orang tuanya ke RSUD Wirosaban, Kota Yogyakarta. Namun setelah 15 menit mendapatkan perawatan, dokter menyatakan nyawa Naba tidak tertolong.

“Kata dokternya, anak saya positif kena racun. Soal racun jenis apa kami menunggu hasil lab,” kata Bandiman.

Ibu Naba, Titik Rini (43) mengatakan pasca kejadian beberapa saudara dan tetangga sempat membawa sisa makanan itu diperiksa ke laboratorium. Saudaranya bercerita, petugas laboratorium mengatakan dari baunya, racun yang terkandung di makanan itu lebih dari putas maupun racun ternak.(set)