Selasa, 25 Maret 2025
Koran Jogja

Sejumlah Hal yang Dialami Astronot saat Kembali ke Bumi

Sejumlah Hal yang Dialami Astronot saat Kembali ke Bumi. (pixabay)
Sejumlah Hal yang Dialami Astronot saat Kembali ke Bumi. (pixabay)

Koran Jogja – Asronot mengalami perubahan besar setelah lama tinggal di bawah grativikasi mikro, kemudian kembali ke bumi.

Dua astronot yakni Sunita Williams dan Barry Wilmore diperkirakan akan kembali pada 19 atau 20 Maret mendatang.

Kondisi kesehatan keduanya pun menjadi pembicaraan karena tubuhnya mengalami sejumlah perubahan selama lama tinggal di bawah grativikasi mikro.

Salah satu pencapaian manusia yang paling menakjubkan yakni perjalanan ke luar angkasa, yang mendorong batas daya tahan manusia, teknologi, serta pemahaman mengenai alam semesta.

Dilansir dari times of India, berikut sejumlah hal yang dialami astronot karena lama tinggal di bawah grativikasi mikro.

Saat kembali ke bumi, apakah tinggi astronot menyusut?

Astronot mengalami perubahan berupa penyusutan tinggi badan setelah kembali ke bumi. Ketika di luar angkasa berada pada grativikasi mikro, mereka sebenarnya tumbuh tinggi sampai 5 cm atau 2 inci.

Grativikasi yang kurang memungkinan ruas tulang belakang mengembang. Tetapi saat tiba di bumi, grativikasi menekan tulang belakng kembali ke panjang normal, sehingga kembali ke tinggi semula.

Apakah astronot rentan patah tulang setelah kembali ke bumi?

Seseorang memiliki tulang dan otot yang kuat karena terus melawan grativikasi di bumi. Namun ketika di luar anggka, tulang dan otot astronot melemah karena grativikasi hampir tidak ada.

Mereka bisa kehilngan 1-2 persen massa tulang per bulan. Oleh karena itu, astronot rentan patah tulang ketika kembali ke bumi. Kondisi tersebut mirip dengan osteoporosis.

Setelah kembali ke bumi, apakah astronot mengalami masalah penglihatan?

Astronot mengalami perubahan pada penglihatan saat perjalanan luar angkasa. Banyak dari mereka yang melaporkan penglihatan yang memburuk setelah berbulan-bulan di luar angkasa.

Hal tersebut dikenal dengan Spaceflight-Associated Neuro-ocular Syndrome (SANS), yang disebabkan karena pergeseran cairan dalam grativikasi mikro.

Pergeseran cairan tersebut menyebabkan peningkatan tekanan di dalam tengkorak, yang memengaruhi bentuk bola mata. (*)

Baca artikel lainnya:

Leave a Reply