Koran Jogja – Penelitian menyebutkan bahwa hubungan antara anak dan gadget hampir selalu menimbulkan dampak negatif untuk perkembangan anak. Namun cara gadget menstimulasi tumbuh kembang anak pun juga diungkapkan oleh para ahli.
Asisten profesor Universitas Wisconsin, Heather Kirkorian mengatakan bahwa layar sentuh dapat menyimpan potensi pendidikan bagi balita.
“Anak-anak yang berinteraksi dengan layar menjadi lebih baik lebih cepat, membuat lebih sedikit kesalahan dan belajar lebih cepat. Tapi itu tidak mengubah mereka menjadi jenius, hanya membantu mereka mendapatkan lebih banyak informasi,” jelasnya yang dikutip dari playgroundequipment.com.
Teknologi harus didorong dan dimoderasi. Ini adalah generasi baru dan anak-anak harus mendapatkan pengetahuan yang tepat atas kemajuan tersebut. Namun, orang tua harus menjalankan tanggung jawabnya untuk melindungi anak mereka.
Selagi masih ada waktu, kenalkan kebiasaan baru bermain di luar ruangan dan permainan menarik bersama anak-anak seusianya.
Lalu apa yang harus diperhatikan oleh orangtua agar gadget tidak mengganggu tumbuh kembang pada anak?
Belum pernah sebelumnya dalam sejarah, anak-anak memiliki akses cepat ke begitu banyak informasi. Dengan data tanpa akhir di ujung jari mereka, anak-anak dapat menjelajahi seluruh perpustakaan atau melihat rumah mereka dari luar angkasa. Satu sentuhan atau klik dapat menyampaikan fakta dan statistik yang akan membutuhkan waktu berjam-jam untuk ditemukan di buku.
Meskipun teknologi telah memperluas pengetahuan kita tentang dunia, pendidikan lanjutan, dan menyediakan terobosan medis, teknologi dengan cepat menjadi sumber konflik nomor satu antara orang tua dan anak-anaknya di rumah.
Dikutip dari psychology today, beberapa anak tidak mempermasalahkan teknologi. Anak-anak ini cenderung menjalani kehidupan yang penuh dengan hobi dan berbagai aktivitas seperti klub sekolah, acara sosial, tim olahraga, band atau latihan musik. Bagi mereka, teknologi hanyalah hobi lain.
Bagi anak-anak lain, teknologi melahap hidup mereka. Mereka tidak bisa meletakkan atau mematikannya. Anak-anak ini cenderung lebih terisolasi dan cemas, memiliki keterampilan orang yang buruk, kesulitan mempertahankan persahabatan atau perasaan diri yang tidak stabil.
Bagi mereka, teknologi hanyalah cara lain untuk menghindari dunia yang membuat frustrasi; dunia yang sulit mereka tangani. Dengan menempatkan layar yang bersinar di depan wajah mereka, mereka dapat menutup kontak dan komunikasi. Sayangnya, semakin mereka merasa terhubung dengan teknologi, semakin kurang terhubung mereka dengan orang-orang di sekitar mereka.
Jika teknologi menjadi aktivitas utama anak Anda, jika anak Anda menghabiskan berjam-jam sehari untuk bermain game atau menjelajahi internet alih-alih berkumpul dengan teman atau berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, berhati-hatilah: Anda mungkin memiliki seorang pecandu teknologi pemula di rumah.
Seperti kecanduan apa pun, saat ketergantungan meningkat, fungsi pribadi menurun. Anak-anak menjadi lebih impulsif, murung, dan kurang berempati.
Masalah terbesar dengan teknologi itu sederhana: ia tidak mati dengan sendirinya. Menetapkan batasan pada perilaku tidak sehat adalah bagian penting dari pengasuhan yang baik. Mengambil peran sebagai “penjaga teknologi” mungkin membuat Anda tidak populer dengan anak Anda, tetapi itu adalah kunci untuk mencegah kecenderungan kecanduan teknologi.
Berikut beberapa rekomendasi dasar untuk orang tua yang memiliki anak yang terobsesi dengan teknologi. Anggap daftar ini sebagai titik awal untuk diskusi. Namun berhati-hatilah, semakin bergantung anak Anda pada teknologi, semakin sulit untuk menyapihnya.
Luangkan waktu tertentu di rumah ketika tidak ada (termasuk orang tua) yang menggunakan teknologi. Ponsel, komputer, iPad … semuanya mati. Jika Anda ingin anak Anda tidak terlalu kecanduan teknologi, Anda harus memimpin. Waktu bebas teknologi dapat dihabiskan untuk membaca, berbicara, bermain game, memasak, membuat karya seni … apa pun yang kreatif atau sosial dapat dilakukan.
Rekomendasi dasar lainnya yakni menjadwalkan waktu tertentu untuk menggunakan gadget dengan pedoman yang jelas. Misalnya, dalam hal bermain game, banyak orang tua mengizinkan tiga puluh menit sehari selama minggu sekolah dan dua jam sehari pada akhir pekan.
Rekomendasi selanjutnya yakni jika memungkinkan simpan semua teknologi di ruang bersama seperti ruang tamu dan bukan di kamar tidur anak.
Intinya orangtua harus mengendalikan teknologi atau teknologi berisiko yang mengendalikan anak-anak mereka. Teknologi tanpa pengawasan tidak sehat untuk setiap anak muda.
Temukan keseimbangan yang tepat dalam penggunaan teknologi di rumah dan hilangkan kecanduan teknologi untuk masa depan anak Anda.(rid)